Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Warga Hong Kong Ingin Tinggal di Malaysia

Banyak Warga Hong Kong Ingin Tinggal di Malaysia Kredit Foto: Antara/Septianda Perdana
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Program Malaysia untuk menarik warga asing kaya agar tinggal di negara itu telah mendapat pengajuan dari 250 warga Hong Kong tahun ini. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan hanya 193 orang dari Hong Kong pada tahun lalu. Sejumlah konsultan properti menyatakan, minat pada program.

"Malaysia My Second Home" (MM2H) itu meningkat dari Hong Kong yang kini sedang diguncang unjuk rasa anti-China dalam 11 pekan terakhir. Sejumlah agen real estate memperkirakan Malaysia dan Thailand mendapat keuntungan paling banyak dari warga Hong Kong yang frustrasi dengan semakin maraknya unjuk rasa di kota bekas koloni Inggris tersebut.

"Faktor pendorong dari Hong Kong tentu akan membuat Malaysia sebagai salah satu alternatif terbaik untuk lokasi tinggal yang baru," papar Sharifah Ikhlas Aljaffree, direktur program MM2H yang dikelola Kementerian Pariwisata Malaysia.

Dia menambahkan banyak kelebihan yang ditawarkan Malaysia untuk para warga Hong Kong.

"Kekuatan kita terletak tidak hanya pada sikap bersahabat bangsa kita, biaya hidup yang terjangkau dan kualitas hidup yang tinggi, termasuk layanan kesehatan, tapi juga stabilitas ekonomi dan politik kita, ditambah pembangunan infrastruktur kita," jelas dia.

Sharifah menjelaskan, program itu tahun ini telah menerima total 3.500 aplikasi hingga kemarin, dibandingkan 6.279 sepanjang 2018. 

Menurut dia, belum ada aplikasi tahun ini yang telah disetujui. Belum jelas berapa banyak aplikasi yang diterima tahun lalu dari Hong Kong, salah satu kota terpadat dan termahal di dunia tersebut.

"Para pemohon dari Hong Kong berumur sekitar 50 tahun dan bekerja di berbagai sektor seperti teknologi informasi dan komunikasi," tutur Sharifah pada kantor berita Reuters.

Dia melanjutkan, bagi warga Hong Kong yang telah mengirim aplikasi, akan segera mendapatkan visa tinggal yang dapat diperbarui.

"Mereka yang telah disetujui aplikasinya mendapatkan visa tinggal yang dapat terus diperbarui dan diizinkan membeli properti senilai 1 juta ringgit atau lebih, serta dapat memiliki kendaraan sendiri. Namun mereka tak boleh bekerja penuh waktu tanpa izin kerja," ungkap keterangan dalam website program tersebut.

MyExpat, lembaga yang memberikan konsultasi pada para ekspatriat tentang program Malaysia itu menjelaskan, jumlah klien asal Hong Kong meningkat dalam dua pekan terakhir. Meski demikian, lembaga itu tak memberikan angka pasti klien mereka asal Hong Kong. Warga dari China mencakup sekitar 30 persen dari sekitar 42.000 pemohon yang disetujui sejak 2012 hingga 2018.

Kekhawatiran terkait investasi asal China di Malaysia meningkat setelah Mahathir Mohamad menang dalam pemilu tahun lalu dan diangkat sebagai perdana menteri (PM). Salah satu target Mahathir adalah proyek real estate Forest City senilai USD100 miliar di bagian selatan Malaysia yang dikembangkan Country Garden Holdings Co Ltd asal China.

"Warga dari Hong Kong mempertimbangkan berbagai opsi seperti ibu kota Thailand, Bangkok, dan kota-kota di Vietnam seperti Hano dan Ho Chi Minh City," ungkap Foo Gee Jen, managing director lembaga konsultan properti Malaysia, CBRE-WTW.

Singapura menjadi pilihan lain, meski harga-harga di negara kota itu lima kali lebih mahal dibandingkan di Malaysia. 

Para pembeli asal Hong Kong juga mencari lokasi untuk jangka panjang karena mereka menghadapi harga yang melebihi apa yang terjangkau bagi 75 persen populasi.

"Mereka tidak akan pernah memiliki properti seumur hidup mereka. Satu-satunya pilihan adalah membeli di tempat lain," tandas Foo Gee Jen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: