Pembangunan east connecting taxiway (ECT) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hampir rampung. Saat ini, progres proyek tersebut telah mencapai 98%.
Menyusul hal itu, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menargetkan ECT yang merupakan jalur penghubung antara runway 1 dan runway 2 itu dapat dioperasikan dalam waktu dekat pada tahun ini.
President Director AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan pembangunan infrastruktur di sisi udara itu berjalan lancar dan progress hingga pertengahan bulan ini sudah mencapai 98%.
“Saat ini Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki west connecting taxiway. Nantinya dengan adanya east connecting taxiway, maka pesawat memiliki alternatif lain untuk berpindah dari sisi utara ke sisi selatan mau pun sebaliknya," ujar Muhammad Awaluddin kepada Warta Ekonomi dalam pesan tertulis, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Baca Juga: Kembali Gelar Program SMN, AP II Ajak Pelajar Mengenal Kekayaan Indonesia
Berdasarkan keterangannya, ECT dibangun dengan dua lajur, di mana masing-masing lajur memiliki lebar 25 meter serta lebar bahu 2x7,5 meter, dan bisa mengakomodir hingga pesawat berukuran besar atau berbadan lebar (widebody). Panjang lintasan ECT tersebut sekitar 2 kilometer, yang langsung menghubungkan taxiway di runway utara dengan taxiway di runway selatan.
Muhammad Awaluddin menjelaskan, adanya runway 3 ditambah dengan ECT membuat Soekarno-Hatta mampu menangani lebih banyak penerbangan. Hal ini tentunya membuat Soekarno-Hatta bisa memperluas konektivitas penerbangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Selain berfungsi meningkatkan kapasitas penerbangan, east connecting taxiway juga memiliki desain yang turut mendukung Soekarno-Hatta menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia," tegasnya.
Baca Juga: Ekspansi ke Afrika, AP II Bidik 16 Bandara
Sebagi informasi, ECT ini membentang tepat di pintu masuk Soekarno-Hatta, berada di atas jalan raya tempat kendaraan bermotor lalu lalang sehingga masyarakat dapat melihat langsung keberadaan infrastruktur tersebut. Tepat di bagian yang membentang di jalan raya, dibangun kanopi berkonsep “Cakrawala” sebagai pelindung jalur penghubung runway itu.
Desain kanopi ini menghadirkan kontras pencahayaan antara kanopi dan landscape sehingga menciptakan pemandangan yang dramatis dan memberikan kesan lembut.
“Kami berharap desain kanopi east connecting taxiway ini dapat turut mendukung Soekarno-Hatta sebagai ikon di Indonesia dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Kanopi berkonsep Cakrawala ini sekaligus membuat wajah Soekarno-Hatta semakin indah,” ujar Muhammad Awaluddin.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia dengan jumlah penumpang setiap tahunnya berkisar 60-70 juta penumpang. Pengembangan terus dilakukan di Soekarno-Hatta di mana nantinya antara lain akan ada pembangunan Terminal 4 dan kawasan cargo village.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: