Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sederet Miliarder Dunia yang Tak Memegang Ijazah Sarjana, Siapa Saja?

Sederet Miliarder Dunia yang Tak Memegang Ijazah Sarjana, Siapa Saja? Bill Gates, salah satu miliarder yang tidak mengantong ijazah. | Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gelar pendidikan memang penting menurut banyak orang. Namun nyatanya, tidak dengan beberapa miliarder dunia ini. Para miliarder mampu menunjukkan menjadi pengusaha sukses kaya raya tanpa mengantongi ijazah atau gelar apa pun. 

 

Seperti salah satu miliarder yang tidak selesai menjalani pendidikan formal ialah Chief Executive Officer (CEO) Facebook Mark Zuckerberg. Mark diketahui keluar dari Universitas Harvard usai mengalami beragam konflik dengan pihak kampus. Dia lantas fokus menggarap perusahaan rintisan. Setelahnya, Zuckerberg memperoleh kekayaan USD1 juta pertama pada usia 22 tahun dan USD1 miliar pada usia 23 tahun. Dia hanya membutuhkan waktu setahun untuk menjadi miliarder dari jutawan. 

 

Bandingkan dengan pendiri Berkshire Hathaway Warren Buffett, alumni Universitas Pennsylvania, meraih USD1 miliar pertama pada usia 56 tahun. Buffett butuh waktu bertahun-tahun untuk menjadi miliarder. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index (Indeks Miliarder Bloomberg), Zuckerberg merupakan orang terkaya kelima di dunia tahun ini dengan nilai kekayaan mencapai USD70,3 miliar. 

 

Berada di peringkat kelima besar orang terkaya di dunia tidak pernah goyah kendati kekayaannya pernah berkurang USD2,61 miliar. Kesuksesan Zuckerberg berada di luar dugaan semua orang, termasuk dirinya sendiri. Pada awalnya dia membuat program Facemash di ruang asramanya saat kuliah di Harvard pada 2000-an. Saat itu dia iseng menyimpan nama dan foto seluruh teman asramanya dan diurutkan berdasarkan popularitas.

 

Namun, setelah beberapa minggu, pihak kampus melumpuhkan situs tersebut karena mengganggu akses jaringan. Tak hanya itu, banyak mahasiswa yang mengeluhkan foto mereka di pajang tanpa izin. Usai meminta maaf, Zuckerberg kembali menekuni idenya itu dan mulai menulis kode baru The Facebook pada Januari 2004. Zuckerberg pulang dengan penuh kekecewaan karena di-drop out (DO) dari Harvard usai menghadapi sengketa. 

 

Dia dituduh menipu seniornya yang memiliki ide membuat jaringan sosial di lingkungan kampus bernama HarvardConnection.com dengan membuat produk lain. Dia dituntut hingga ke pengadilan. Tiga tahun berselang, Zuckerberg yang kala itu masih berusia 20 tahun menjadi jutawan. Dia kemudian mendaftarkan Facebook dalam Bursa Saham New York pada 2007 dan menjadi miliarder termuda di dunia. Popularitas Facebook merangkak naik. Jumlah pengguna aktifnya mencapai 2,3 miliar per bulan.

 

Tak hanya Zuckerberg, miliarder lain yang sukeses yaitu Bill Gates. Bernasib sama seperti Zuckerberg, Bill Gates juga ahli programmer. Hanya saja, dia memutar otaknya untuk menciptakan perangkat lunak sistem komputer. Bersama rekannya, Paul Allen, Bill Gates telah berhasil membangun Microsoft.

 

Memiliki kekayaan mencapai USD107 miliar, Bill Gates disebut sebagai kelompok DO paling sukses dari Harvard. Terlebih Bill Gates dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia selama lebih dari satu dekade. Meski melakukan beragam aksi filantropi, kekayaan Bill Gates tetap naik sekitar USD9,5 miliar pada 2018.

 

Mahasiswa yang dikeluarkan dari kampus lain dan sukses menjadi miliarder ialah Steve Jobs. Dia telah keluar dari Reed College akibat tidak mampu melunasi biaya kuliah. Dia pun akhirnya berusaha membangun perusahaan teknologi yang kini dikenal dengan Apple Inc. Pria yang meninggal akibat tumor pada 2011 itu dikenal sebagai orang yang kreatif.

 

Surat lamaran kerja Steve Jobs dijual di rumah lelang dan laku lebih dari USD174.000 (Rp2,3 miliar). Surat itu dianggap memiliki nilai sejarah yang merefleksikan kondisi ekonomi. Dua memorabilia kecilnya juga laris. Begitu pun dengan buku panduan Mac OS X dan kliping yang masing-masing terjual USD41.000 dan USD26.000.

 

Rekan Steve Jobs, Steve Wozniak, mengatakan Steve Jobs tidak pernah melakukan coding. Kontribusinya lebih kepada penampilan produk. Dia terdaftar sebagai inventor atau co-inventor dalam 346 paten yang berkaitan dengan teknologi, mulai dari actual computer hingga user interfaces. Saat ini dia memegang 450 paten.

 

Miliarder lain yang sukses tanpa pendidikan formal adalah Larry Ellison, Michael Dell, Paul Allen, dan James Cameron. Larry adalah co-founder dan CEO Oracle Corporation. Dia dua kali dropout dari Universitas Illinois dan Universitas Chicago. Bermodalkan USD2.000 pada 1977, Larry memulai bisnis basis data.

 

Kini Oracle Corporation menjadi perusahaan perangkat lunak terbesar kedua di dunia. Larry menjadi orang terkaya kesembilan di dunia dengan kekayaan bersih USD56,6 miliar. Sementara Michael Dell adalah pengusaha, investor, dermawan, pendiri, dan CEO Dell Inc, perusahaan teknologi komputer asal AS.

 

Michael awalnya membangun perusahaan komputer bernama PC Limited ketika kuliah di Universitas Texas, Austin dan akhirnya terpaksa DO karena memilih menjalankan bisnisnya tersebut. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Dell Inc yang memiliki total pendapatan lebih dari USD78,7 miliar pada 2018.

 

Paul Allen merupakan salah satu tokoh bisnis dan Ketua Vulcan Inc. Dia keluar dari Washington State University pada 1974. Paul memiliki banyak bisnis di berbagai sektor, mulai dari tim olahraga profesional, real estat, hingga kepemilikan saham di lebih dari 10 perusahaan teknologi dan media, termasuk Dreamworks Studios.

 

Nama terakhir yaitu James Cameron. Dia merupakan sutradara, produser, dan editor film Hollywood paling sukses di dunia. Cameron DO dari Fullerton College. Di bidang film, dirinya telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi mulai dari film terbaik, pengeditan film, dan sutradara terbaik plus memiliki kekayaan bersih USD900 juta. Jadi, jangan khawatir meski Anda tidak menggenggam ijazah. Pintu kesuksesan selalu terbuka asalkan Anda kreatif dan pekerja keras.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: