Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kritik Soal Izin PKL Jualan di Trotoar, Ternyata Partai Grace Natalie Cari. . . .

Kritik Soal Izin PKL Jualan di Trotoar, Ternyata Partai Grace Natalie Cari. . . . Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keinginan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memberikan ruang bagi para pedagang kaki lima (PKL) berjualan di atas trotoar mendapat serangan dari berbagai pihak, salah satunya dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ingin membuktikan tajinya sebagai mesin politik baru di kancah perpolitikan Indonesia, khususnya Jakarta, lewat kadernya yang juga anggota DPRD DKI periode 2019-2024, William Aditya Sarana, PSI menggugat kebijakan tersebut serta memenanginya melalui putusan Mahkamah Agung (MA) yang tertuang dalam putusan MA Nomor 38/P.PTSVIII/2019/42/ P/HUM/2018 tentang Penutupan Jalan sebagai Tempat Berdagang.

Baca Juga: Izinkan PKL Dagang di Trotoar, Ya Allah, Tujuan Anies Ternyata...

Menanggapi ini, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai hal tersebut merupakan kepentingan politik kedua belah pihak. PSI sebagai pendatang baru dinilai ingin merebut simpati masyarakat Jakarta, sedangkan bagi Gubernur Anies, melakukan hal itu semata-mata untuk menuntaskan janji politiknya.

"Bisa jadi diizinkannya PKL bagian dari investasi politiknya Anies. Sementara PSI lagi mencari celah agar Anies dianggap bersalah. Begitulah politik," ujar Ujang Komarudin saat hubungi.

Baca Juga: Anies: Tidak Ada Lagi PKL yang Berjualan di Trotoar!

Ujang menuturkan, meski wacana itu menimbulkan pro dan kontra, kedua belah pihak harus tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Baik Pemprov DKI maupun PSI harus mengesampingkan ego politiknya.

"Kritik itu juga harus berdasarkan masukan-masukan masyarakat, apa memang masyarakatnya terganggu. Lalu tidak suka bisa disampaikan kepada PSI. Jangan sampai sesuatu yang dilakukan gubernur, apapun, dikritik aja. Yang jelas kritikan itu harus kontruktif dan membangun," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: