Dunia Arab Ramai-ramai Kecam Pernyataan Kontroversial Netanyahu
Dunia Arab ramai-ramai menyampaikan protes dan kecaman kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Penyebabnya adalah Netanyahu bersumpah akan mencaplok sebagian Tepi Barat jika terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Israel.
Netanyahu membuat pernyataan itu hanya satu minggu menjelang pemilu. Pernyataan itu pun menuai protes dari lawan-lawannya, Partai Kahol Lavan dan Uni Demokrat. Kedua pihak tidak berhasil mencegah apa yang mereka lihat sebagai "pemilihan ilegal".
Pernyataan itu juga disambut dengan kritik keras dari Liga Arab. Liga Arab menyatakan bahwa aneksasi bagian-bagian dari Tepi Barat akan melanggar hukum internasional dan resolusi PBB.
Baca Juga: Sumpah Netanyahu Usai Pemilu: Bentuk Pemerintahan Baru di Tepi Barat
"Langkah semacam itu hanya akan menghambat proses perdamaian Israel-Palestina," ujar Sekretaris jendral Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (11/9/2019).
Sementara Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi juga mengecam janji Netanyahu, dengan mengatakan bahwa pemenuhan janji itu akan mendorong seluruh wilayah menuju kekerasan.
"Tindakan sepihak yang ia usulkan berisiko membunuh seluruh proses perdamaian dan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di kawasan itu," sambung Safadi.
Netanyahu membuat janji serupa menjelang pemilihan sebelumnya pada bulan April lalu, tetapi kemudian gagal membentuk aliansi dengan pihak lain untuk mendapatkan pemerintahan mayoritas dalam batas satu bulan.
Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pemilu baru perlu diadakan, yang akan berlangsung pada 17 September mendatang.
Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah Israel dilaporkan telah melobi pemerintah Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang dikuasainya di Tepi Barat.
Baca Juga: PM Israel Benyamin Netanyahu Dituduh Terima Suap dari Para Miliarder
Pejabat Palestina telah berulang kali mengkritik Israel atas kegiatan penyelesaiannya di Tepi Barat.
Tujuan yang diumumkan untuk mencaplok Lembah Jordan dan permukiman Tepi Barat datang di tengah kebijakan Israel baru-baru ini yang berfokus pada menegakkan klaim teritorialnya dengan dukungan dari pemerintah AS saat ini.
Washington telah mendukung klaim Tel Aviv atas Yerusalem secara keseluruhan sebagai ibukotanya, serta klaim negara Yahudi itu atas Dataran Tinggi Golan, yang telah dikontrol Israel sejak Perang Enam Hari 1967.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: