NSO Group menyatakan akan patuh kepada pedoman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai langkah pencegahan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pernyataan tersebut diungkapkan selepas adanya tuduhan kepada perusahaan yang berbasis di Israel ini tentang soal memata-matai pemerintah.
Informasi yang dilansir Reuters, Citizen Lab University menyebutkan perangkat lunak peretas ponsel, Pegasus telah dikaitkan dengan pengawasan politik di Meksiko, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Dilain pihak dari salah satu pendiri NSO, Shalev Hullo mengatakan produk-produk NSO menyediakan alat bagi pemerintah untuk membantu hentikan serangan teror terburuk di dunia dan penjahat terbahaya di dunia. Namun, pihaknya memahami bahwa penyalahgunaan bisa melanggar hak asasi manusia.
Baca Juga: Demi Keamanan Negara, PM Israel Akan Gempur Hamas dalam Waktu Dekat
Perusahaan akan menerapkan secara sistematis prosedur Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan pada 2011. Hal ini untuk mengidentifikasi risiko dari teknologi yang menciderai HAM. Dengan demikian langkah mitigasi dalapat dilakukan oleh perusahaan.
Reuters juga menginformasikan bahwa perusahaan yang berbasis di Israel ini berencana mengevaluasi proses penjualan produknya. Selain itu perusahaan secara kontraktual akan mewajibkan pelanggan untuk membatasi penggunaan produk-produknya dalam pencegahan dan investigasi kejahatan berat. Dan tentunya memastikan mereka tidak akan untuk aktivitas yang melanggar hak asasi manusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: