Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh Provinsi Jawa Barat sebagai produsen atau penghasil beras organik terbesar di Indonesia.
Optimisme ini diwujudkan mengingat didukung oleh banyaknya titik wilayah organik yang tersebar di Jawa Barat seluas 6.944 hektar di 22 Kabupaten, salah satuhnya Kabupaten Bandung.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menegaskan sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi pangan yang dapat mendongkak ekspor dan kesejahteraan petani, Kementan mendukung adanya pertanian organik di Jawa Barat khususnya Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Ekspor Meningkat Sampai 148 Persen, Kementan Apresiasi Petani Sulut dan Beri Sertifikasi
Konsep organik ini akan direplikasi di daerah lain agar pertanian Indonesia semakin besar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan nasional.
"Organik mampu menjaga eksosistem kita, memperbaiki struktur tanah, menyehatkan dan memberi nilai tambah," demikian dikatakan Suwandi saat panen padi organik bersama Bupati Bandung milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sarinah di Ciparay, Bandung, Jumat (20/9/2019).
Suwandi menjelaskan pola pertanian khususnya padi organik sangat jelas memberikan keuntungan. Sebab pola organik yang sustainable dilakukan dengan memanfaatkan kotoran dan urine untuk pupuk dan jerami untuk pakan menjadikan pola usaha tani yang efisien.
"Pesan saya, cintai produk lokal dalam negeri. Lakukan praktek organik, untuk warisan anak cucu kita," ujarnya.
Baca Juga: Genjot Ekspor, Kementan Dorong Investasi Perkebunan ke Industri Hilir
Bupati Bandung Dadang Nasser mengatakan pemerintah Kabupaten Bandung memiliki keinginan untuk menjadi produsen beras organik terbesar. Dadang bertekad mengembangkan segmen beras khusus di Bandung, seperti beras merah, beras hitam, ketan hitam dan beras organik.
"Beras organik pangsa pasarnya sudah luas, harganya pun tinggi jadi saya ingin bisa memberi manfaat lebih ke petani," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto