Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Dukung Jawa Barat Penghasil Beras Organik Terbesar di Indonesia

Kementan Dukung Jawa Barat Penghasil Beras Organik Terbesar di Indonesia Kredit Foto: Kementerian Pertanian

Tuti selaku Ketua Gapoktan menceritakan ihwal kelompok taninya yang sudah maju dan bertahun-tahun menerapkan organik. Gapoktan Sarinah mulai mengembangkan organik sejak tahun 2011 dan sampai saat sekarang telah perluasan lahan menjadi 100 ha dengan provitas sekitar 8 ton per hektar.

"Hasil dari produksi di sini alhamdulillah sudah langsung ada pasarnya, kami kerjasama dengan PT Tafis, Kalbe, dan perusahaan lain. Kemarin juga sempat dengan Nutrifood dan tahun ini akan kita jajaki lagi untuk memasok kesana," ujarnya.

Terkait harga jual, Tuti mengatakan harga beras yang masih curah Rp15 ribu per kg. Berbeda halnya kalo sudah dipacking dan di press bisa mencapai Rp22 ribu per kg. 

"Kami buatnya dalam bentuk beberapa macam. Ada yang 1 kg, 2 kg dan 5 kg," katanya.

Baca Juga: Edhy Prabowo Apresiasi Program Tani Milenial Kementan

Produk yang dijual Gapoktan Sarinah ini ada yang berupa beras putih dan beras merah. Untuk jaminan pasar atas organiknya, gapoktan ini rutin mengurus sertifikat organik ke Inofice.

Biaya sertifikasi awalnya sekitar Rp 20 juta dan sesudah itu tinggal dilakukan perpanjangan dengan biaya sekitar Rp 10 juta. 

"Biaya ini berlakunya 3 tahun, tapi ya itu, tetep saja harus disurvei tiap tahunnya. Untuk memastikan perlakuannya berbasis organik," ungkap Tuti.

Tuti menambahkan untuk penyediaan pupuk organiknya, Gapoktan Sarinah sudah dapat bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dari Kementan. Bantuan saat itu berupa sapi 10 ekor yakni 8 ekor betina dan 2 ekor jantan, namun sekarang sudah ada 24 ekor. 

Baca Juga: Eksportir Tertarik Kembangkan Beras Ketan Hitam Bandung

"Tidak hanya UPPO, Kementan saat itu juga memberi bantuan color sorter untuk keperluan ekspor," sebutnya.

Menurut Tuti, sisa-sisa yang dihasilkan dari padi bisa digunakan untuk pakan ternak. Namun, tambahnya, semua itu tidak cukup jika akan dijadikan pupuk organik.

"Dari menir beras sama jerami kami buat untuk pakan ternak. Namun demikian memang masih belum mencukupi. Kotoran ternaknya pun masih kurang kalau untuk difermentasi jadi pupuk organik," tambah Tuti.

Perlu diketahui, pada acara tersebut selain dilakukan panen raya, juga diserahkan sertifikat organik untuk dua kelompok tani di Ciparay.

Baca Juga: Kementan Pacu Produksi Beras Organik Kualitas Ekspor

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: