Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rencana Pengiriman Pasukan ke Timur Tengah Trump Dikecam Ketua DPR AS

Rencana Pengiriman Pasukan ke Timur Tengah Trump Dikecam Ketua DPR AS Kredit Foto: Reuters/Muhammad Hamed
Warta Ekonomi, Washington -

Nancy Pelosi selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) mengecam rencana pemerintahan Presiden AS, Donald Trump. Diketahui Trump berencana mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

"Rencana Trump untuk mempercepat pengiriman peralatan militer ke Saudi dan UEA, dan untuk mengerahkan pasukan AS tambahan ke wilayah tersebut adalah upaya keterlaluan terbaru oleh Administrasi Trump untuk menghindari kehendak bipartisan, kehendak Kongres. Tindakan yang tidak dapat diterima ini menyebabkan kekhawatiran," papar Pelosi.

Dalam keterangan dari laman resminya yakni speaker.gov pada Senin (23/9/2019), Pelosi mengatakan musim panas ini, DPR dan Senat AS mengeluarkan Resolusi Penolakan bipartisan untuk memblokir penjualan senjata ke Saudi dan UEA.

Baca Juga: Situasi dengan Arab Saudi Menegang, Iran Malah Pamer Drone Amerika Serikat

Ia juga mengutuk Saudi karena serangan mereka yang terus menerus terhadap pria, wanita dan anak-anak yang tak terhitung jumlahnya.

Menurutnya orang-orang Amerika sudah sangat lelah dengan perang, dan tidak tertarik memasuki konflik Timur Tengah lainnya, khususnya atas nama Saudi.

"Mereka tidak akan berdiri, sementara Presiden merusak keamanan kita dan membahayakan nyawa prajurit kita yang berani. Kongres akan melakukan tugas kita untuk menegakkan Konstitusi, membela keamanan nasional kita dan melindungi rakyat Amerika," ucapnya.

Pelosi menyebut, pemerintahan Trump tutup mata atas apa yang dia sebut kekejaman Saudi di Yaman.

Baca Juga: NATO Terus Pantau Situasi Timur Tengah Pascaserangan Kilang Minyak Saudi

"Sekali lagi, Trump menutup mata terhadap kekerasan berkelanjutan Arab Saudi terhadap Yaman yang tidak bersalah, serta pembunuhan yang mengerikan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, yang mewakili krisis moral dan kemanusiaan. AS tidak bisa membiarkan lebih banyak kebrutalan dan pertumpahan darah terjadi," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: