Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset Stanchart: Indonesia Negara Perdagangan Terbesar ke-7 Dunia

Riset Stanchart: Indonesia Negara Perdagangan Terbesar ke-7 Dunia Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Riset terbaru dari Standard Chartered memperlihatkan bahwa sejumlah negara memiliki potensi besar untuk pertumbuhan dagang di masa depan dengan lima negara dari ASEAN masuk dalam daftar 20 negara yang akan naik daun dalam bidang perdagangan internasional.

Riset terbaru yang dinamakan Trade20 ini menelaah 66 perekonomian dunia. Indonesia sendiri menempati posisi ketujuh dari 20 negara dengan potensi pertumbuhan dagang terbesar di dunia. Riset ini meneliti potensi pertumbuhan dagang tiap negara dengan menganalisis perubahan-perubahan di sejumlah rentang variabel yang luas dan dikelompokkan ke dalam tiga pilar utama yang diukur dengan bobot setara: kedinamisan ekonomi, kesiapan dagang, dan keragaman ekspor.

Indonesia, Vietnam, dan Thailand menunjukkan performa yang sangat baik di pilar kesiapan dagang yang mana pilar ini didefinisikan sebagai fondasi bagi pertumbuhan dagang masa depan. Nilai tinggi kesiapan dagang Indonesia dan Vietnam didorong oleh perbaikan-perbaikan dalam bidang infrastruktur dan kemudahan usaha. Pertumbuhan drastis Thailand dalam bidang e-commerce juga berkontribusi menaikkan peringkat negara tersebut.

Baca Juga: Janji Jeff Bezos: 2040, Amazon Jadi E-Commerce Raksasa Tanpa Polusi

Filipina dinilai baik dalam hal kedinamisan ekonomi berkat pertumbuhan ekspor dan produk domestik bruto-nya (PDB). Singapura juga dinilai baik dalam hal kedinamisan ekonomi mengingat berbagai upaya negara ini untuk terus meningkatkan potensi pertumbuhan dagang serta investasi langsung/foreign direct investment (FDI). Kelima negara tersebut dijuluki sebagai Akselerator ASEAN.

Untuk Indonesia sendiri, tingginya angka penilaian dalam hal kesiapan dagang, terutama didorong oleh pertumbuhan infrastruktur dan kemudahan menjalankan usaha. Khusus untuk pilar kesiapan dagang, Indonesia berada di peringkat kelima setelah China, India, Kenya, dan Pantai Gading.

Hal ini berkat kontribusi kenaikan signifikan dari ketersediaan peladen (server) internet yang aman dengan kenaikan sebesar 16.368% dari tahun 2013 ke 2018, serta 13% kenaikan pengguna internet di periode yang sama (sesuai data World Development Indicators dari Bank Dunia).

CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, menyatakan laporan ini semakin membuktikan potensi kuat Indonesia untuk menjadi salah satu negara pengekspor utama dunia. Pertumbuhan ekspor Indonesia memang terus menunjukan peningkatan pada beberapa tahun belakangan ini. Pemerintah pun sedang menggarap berbagai inisiatif seperti membuat perjanjian dagang, berekspansi ke pasar non-tradisional dan berupaya menciptakan lingkungan dagang yang kondusif.

"Dengan pengalaman lebih dari 150 tahun di Indonesia dan sebagai satu-satunya bank internasional yang hadir di 10 negara ASEAN, Standard Chartered senantiasa bekerja erat dengan klien dan pemerintah untuk mendorong kapasitas ekspor Indonesia dengan menyediakan layanan trade services kelas dunia yang juga didukung oleh Straight2Bank, platform perbankan elektronik kami yang diperuntukan bagi nasabah korporasi untuk melakukan transaksi perdagangan online, 24 jam sehari dan telah mendapatkan berbagai penghargaan internasional," kata dia belum lama ini.

Ditambahkan, perusahaan juga memfasilitasi perdagangan Indonesia dengan pasar-pasar baru seperti di Afrika dan Asia Selatan. Jaringan global perusahaan yang kuat di lebih dari 60 negara lebih jauh memosisikan Standard Chartered Bank sebagai mitra bisnis yang andal dalam memfasilitasi perdagangan internasional.

Saat pembahasan RUU APBN Tahun Anggaran 2020, pemerintah menjelaskan sejumlah strategi untuk mendorong ekspor, termasuk peningkatan pangsa pasar melalui kerja sama perdagangan bilateral untuk memperluas negara tujuan ekspor yang memiliki pasar potensial.

Sejumlah kebijakan perdagangan juga akan difokuskan pada penyempurnaan fasilitas di kawasan-kawasan khusus dan penurunan biaya produksi melalui perbaikan sistem logistik. Selain itu, insentif juga akan diberikan untuk fasilitasi perdagangan yang efektif dan terarah guna meningkatkan daya saing produk manufaktur dalam negeri di pasar global.

Pemerintah Indonesia saat ini juga bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau yang lebih umum dikenal sebagai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang merupakan usulan perjanjian integrasi ekonomi regional di antara 10 negara ASEAN dan enam mitra perjanjian perdagangan bebasnya — Australia,  Selandia Baru, Jepang, China, Korea Selatan, dan India.

Kementerian Perdagangan Indonesia optimis bahwa perjanjian ini akan membawa berbagai manfaat, yakni peningkatan akses pasar, investasi, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam rantai pasok kawasan yang berujung pada peningkatan ekspor yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Juga: DDS Genjot Ekspor RI di Forum Promosi Dagang Asia

Laporan Trade20 meneliti 12 metrik di 66 pasar global yang mencakup negara ekonomi besar dunia dan negara ekonomi utama di masing-masing wilayah regional. Laporan ini menghasilkan indeks daftar 20 negara yang paling cepat meningkatkan potensi mereka untuk pertumbuhan perdagangan. 

Kesamaan yang dimiliki oleh negara-negara di dalam daftar Trade20, baik besar atau kecil, maju atau berkembang, adalah laju perkembangan mereka dan peluang pertumbuhan yang mereka tawarkan. Indeks yang dihasilkan laporan ini memberi arahan mengenai negara manakah yang berpotensi tinggi dan mungkin menarik dalam hal peluang investasi di masa depan, atau sebagai pasar impor dan mitra rantai pasokan.

Bila sebagian besar indeks perdagangan tradisional didasarkan pada kinerja pasar saat ini, indeks Trade20 Standard Chartered melihat perubahan dari waktu ke waktu untuk mengidentifikasi pasar yang paling banyak mengalami peningkatan dalam dekade terakhir. Hal ini mengungkapkan negara-negara di mana perkembangan positif belakangan ini mungkin menunjuk pada percepatan potensi pertumbuhan perdagangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: