Belum lama beredar kabar bahwa penyedia jasa layanan transportasi asal Singapura, Grab, akan menggandeng OVO dan DANA untuk membalap pesaing bebuyutannya, Go-Jek. Tentunya, kabar ini meramaikan pasar pembayaran digital, terlebih Go-Pay milik Go-Jek, OVO, dan DANA sendiri bersaing cukup ketat di segmen tersebut.
Meski demikian, baik DANA dan OVO masih tidak memberikan jawaban jelas terkait isu tersebut. Menurut mereka, kabar tersebut hanyalah spekulasi semata.
"Tidak bisa komentar, ya. Itu spekulasi saya kira," kata CEO Espay Debit Indonesia Koe atau DANA Vincent Henry Iswaratioso di Jakarta Convention Center, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga: OVO, Go-Pay, DANA Senang Bakar Uang, Kenapa?
Senada dengan Vincent, Direktur Enterprise Payment OVO Harianto Gunawan juga tidak banyak berkomentar terkait isu merger tersebut. Ia menambahkan spekulasi seperti ini perlu dihindari.
"Kalau ada apapun, kami akan secara resmi memberikan announcement. Tapi tolong jangan dengar dari spekulan-spekulan," kata Harianto.
Kerja sama yang sedang dijalani oleh DANA dan OVO sendiri yakni standardisasi QR codes atau QRIS. QRIS tidak hanya melibatkan OVO dan DANA, tapi juga perusahaan fintech lain yang tergabung dalam asosiasi.
Harianto juga menyebut, kerja sama dengan berbagai fintech memang menjadi hal yang tak terelakan di era sekarang. Kemampuan fintech menjangkau kalangan yang tidak bisa dijangkau keuangan konvensional dapat memungkinkan kolaborasi antar-sektor di ranah keuangan digital.
"Ini era kolaborasi, bukan kompetisi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: