Pasar dompet digital Vietnam terlihat menggiurkan, dengan potensi pengguna berjumlah 100 juta. Meski telah diramaikan oleh 31 pemain dompet digital, 5 pemimpin di sektor itu masih dikuasai oleh pemegang saham asing.
Pasar dompet digital di Vietnam sejujurnya belum dimenangkan oleh siapapun. Namun, dipastikan kalau Momo dan Moca merupakan pemain terdepan di Vietnam.
"Kami sedang menyusun peraturan untuk membatasi kepemilikan asing atas perusahaan pembayaran fintech, maksimal 30% hingga 49%," kata Wakil Direktur Departemen Pembayaran Bank Negara Vietnam (SBV), dikutip dari Kr-Asia, Rabu (25/9/2019).
Baca Juga: Bisakah Go-Pay Mengudara ke Vietnam?
Dari segi pemain, VinID milik perusahaan konglomerasi Vingroup jadi pemain terbaru yang memperoleh lisensi dari Bank Negara Vietnam. Lisensi itu akan berlaku hingga 2027 mendatang.
VinID meluncur pada 2018 sebagai program loyalitas untuk pelanggan. Pada Maret lalu, VinID mengakuisisi dompet digital MonPay milik People Care JSC. Hal itu mendorong transformasi VinID menjadi aplikasi dengan fungsi pembayaran digital.
Baru-baru ini, ada pula perusahaan pembayaran Vietnam VNPAY yang baru mengantongi pendanaan senilai US$300 juta dari SoftBank dan GIC Singapura.
Akuisisi lain di luar VinID juga terjadi pada 1Pay yang dibeli oleh Ascend Money Thailand, serta MPOS yang bergabung dengan NexTech Group untuk membentuk NextPay.
Sementara Go-Viet, perusahaan afiliasi Gojek di Vietnam, hingga saat ini belum meluncurkan dompet digitalnya. Padahal, pada Juli lalu, mantan Bos Go-Viet, Christy telah memposting posisi eksekutif untuk memimpin unit keuangannya.
Sayangnya, perempuan itu harus lebih dulu mundur dari posisi CEO Go-Viet meski baru memegang kemudi selama lima bulan. Agaknya, masalah manajemen dan regulasi pemerintah menjadi sejumlah hal yang menghambat meluncurnya Go-Pay di Vietnam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: