Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mr. Trump, China Tak Berniat Main 'Game of Thrones' Kok!

Mr. Trump, China Tak Berniat Main 'Game of Thrones' Kok! Kredit Foto: Foto/Reuters/Feline Lim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden AS, Donald Trump, kembali berulah dengan mengeluarkan pernyataan bernada tudingan kepada rivalnya, China. Di hadapan Majelis Umum PBB, Trump menuding Beijing telah gagal menepati janji-janji yang disepakati ketika dulu bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada 2011 silam. 

Melansir dari Reuters, Trump juga menudung bahwa China telah melakukan praktik tak sehat sehingga menelan pekerjaan di AS dan negara-negara lain di sunia. Pemimpin negeri Paman Sam itu tegas mengatakan bahwa pihaknya tak akan lagi menoleransi praktik perdagangan China  yang merugikan AS. 

Baca Juga: Ini Transkrip Percakapan Telepon Trump-Presiden Ukraina yang Resmi Dirilis

"China tidak hanya menolak untuk mengadopsi reformasi, tetapi juga menganut model ekonomi yang bergantung pada hambatan pasar besar-besaran, subsidi negara yang besar, manipulasi mata uang, dumping produk, transfer teknologi paksa, dan pencurian kekayaan intelektual," imbuh Trump seperti dikutip dari Reuters, Jakarta, Kamis (26/09/2019). 

Kendati kritik China tak terelakkan, Trump meyakinkan bahwa AS senantiasa berkomitmen untuk memulihkan keseimbangan dalam hubungannya dengan China. 

Baca Juga: Trump Terancam Turun Takhta dan Kemenangan Dolar AS atas Rupiah!

"Semoga kita (AS-China) bisa mencapai kesepakatan yang akan bermanfaat bagi kedua negara. Seperti yang sudah saya jelaskan, saya tidak menerima tawaran yang buruk," lanjutnya. 

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, merespons pernyataan Trump tersebut bahwa China tidak pernah berniat untuk bermain 'Game of Thrones' di panggung dunia. 

"China tidak memiliki niat untuk memainkan Game of Thrones di panggung dunia. Untuk saat ini dan di masa mendatang, Amerika Serikat masih dan akan tetap menjadi negara terkuat di dunia," jelas Wang.

Baca Juga: Karena Alasan Ini, Rouhani Tolak Bertemu dengan Trump

Wang juga menyatakan, kesepakatan dagang yang sejauh ini diusahakan oleh AS-China tidak akan terjadi di bawah tekanan atau ancaman, terlebih lagi jika harus mengorbankan hak China dalam pembangunan. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada AS untuk menghormati kedaulatan China. 

"Kami berharap AS akan konsisten dalam kata dan tindakan serta menghormati kedaulatan China," sambung Wang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: