Asa damai dagang yang diungkapkan Donald Trump menjadi amunisi tersendiri bagi pergerakan nilai tukar dolar AS. Kendati variatif, pergerakan dolar AS cenderung menguat di hadapan mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
Sejak pembukaan pasar spot Jumat (27/09/2019), dolar AS sudah membuat rupiah terpojok dengan depresiasi sebesar 0,21% ke level Rp14.175. Hingga pukul 10.32 WIB, mata uang Negeri Paman Sam itu perkasa di hadapan dolar New Zealand, dolar Hongkong, dolar Taiwan, dan rupiah.
Baca Juga: Mr. Trump Sudah Bertitah, Damai Dagang dengan China Makin Cerah
Kendati begitu, perlawanan rupiah terhadap dolar AS tak benar-benar lumpuh. Buktinya, kini rupiah mampu mengikis depresiasi tersebut menjadi 0,11% ke level Rp14.193 per dolar AS. Asal tahu saja, perlawanan rupiah yang kurang ekspansif terjadi karena rupiah harus berbagi amunisi untuk melawan mata uang lainnya.
Baca Juga: Nasib Rupiah dan Dolar AS: Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang!
Melansir dari RTI, rupiah juga tertekan di hadapan dolar Australia (-0,23%), euro (-0,12%), dan poundsterling (-0,21%). Di Asia pun, rupiah harus legawa menyandang status sebagai mata uang terlemah di Benua Kuning.
Baht menjadi satu-satunya mata uang yang dilumpuhkan rupiah sebesar 0,02%. Sementara mata uang lainnya, justru menyerang rupiah secara bersamaan, yakni yen (-0,21%), yuan (-0,15%), dolar Taiwan (-0,09%), dolar Hongkong (-0,06%), dan dolar Singapura (-0,02%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: