Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pupuk Kaltim Dapat Penghargaan dari Kementerian ESDM

Pupuk Kaltim Dapat Penghargaan dari Kementerian ESDM Pupuk Kaltim yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia kembali meraih predikat tertinggi Penghargaan Subroto 2019 bidang efisiensi energi dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). | Kredit Foto: Pupuk Kaltim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pupuk Kaltim yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia kembali meraih predikat tertinggi Penghargaan Subroto 2019 bidang efisiensi energi dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Penghargaan diterima Direktur Produksi Pupuk Kaltim Bagya Sugihartana dari Menteri ESDM RI Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri Arcandra Tahar pada puncak peringatan Hari Pertambangan dan Energi ke-74 di Jakarta pada 27 September 2019.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Boyong Tiga Penghargaan Sekaligus di Ajang RRI BUMN Awards 2019

Bagya Sugihartana mengatakan penghargaan ini merupakan ketiga kalinya diraih Pupuk Kaltim secara berturut sejak 2017, atas komitmen perusahaan melakukan penghematan energi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, yang mewajibkan pengguna energi besar setara 6.000 tonne of oil equivalent (TOE) menerapkan manajemen energi yang ramah lingkungan.

"Penghargaan ini senantiasa mendorong semangat Pupuk Kaltim untuk terus melakukan inovasi di bidang efisiensi energi secara berkelanjutan, khususnya pada proses produksi dan operasional perusahaan," ujar Bagya Sugihartana. 

Dijelaskannya, tahun ini Pupuk Kaltim menggagas inovasi Pompa Slurry GAE-DW840 tanpa menggunakan impeller, seal, motor, dan diaphragm (NO ISOMODI), untuk mendukung penghematan energi dan bahan baku di Pabrik NPK Fusion. Hal ini didasari kerugian (losses) perusahaan karena jumlah produksi yang jauh lebih kecil dibanding bahan baku dengan rata-rata 6,01% per bulan.

Tak hanya berdampak pada harga pokok produksi (HPP) yang tinggi dan boros energi, losses juga berpengaruh terhadap penurunan produksi hingga potensi pencemaran lingkungan. Apalagi penyebab losses tertinggi berasal dari bak scrubber yang mencapai 45,54% atau setara 443 ton per bulan.

Losses pada bak scubber merupakan hasil dari dedusting system berupa slurry (lumpur) yang masih mengandung nutrient pupuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: