Presiden AS Donald Trump, yang berkampanye untuk pemilu tetapi menghadapi upaya pemakzulan, ingin memenuhi janji untuk menarik pasukan AS keluar dari perang Suriah.
Lebih dari 1.000 tentara kini ditarik dari Suriah timur laut dan Amerika Serikat hanya akan mempertahankan sisa kontingen sekitar 150 tentara di selatan di pangkalan Al-Tanf di dekat perbatasan dengan Yordania dan Irak.
"Mereka biasa memecahkan roti bersama, dan memerangi terorisme bersama, itu adalah kekecewaan besar," kata Farida Bakr (50), yang berbicara tentang keputusan Washington untuk menarik pasukan AS.
"Tetapi, kita akan tetap di tanah kami, dan kami akan berjuang sampai kami menang, bahkan jika kami harus membayar dengan anak-anak kami," ujarnya.
Baca Juga: Hadang Serangan Turki ke Suriah, Rusia Janji Beri Bala Bantuan
Di sekelilingnya, para wanita tampak sedih. Yang lainnya berjilbab berdiri diam, mengangkat dua jari dalam gerakan kemenangan, tatapan serius mereka diarahkan ke lantai.
Mereka melambaikan keranjang yang membawa lilin dan pewarna pacar, sebuah kebiasaan selama pemakaman bagi kaum muda.
Bagi Souad Hussein, yang anak-anaknya termasuk di antara mereka yang memerangi pasukan Ankara, Kurdi hanya bisa mengandalkan diri mereka sendiri.
"Kami hanya berharap pada pasukan kami karena orang Kurdi tidak punya teman," katanya. "Kami akan menjadi teman bagi diri kami sendiri dan kami akan menghadapi musuh kami."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto