Sementara itu, menurut seorang diplomat, sekelompok komandan senior dari Garda Revolusi Iran melakukan perjalanan ke Irak pada hari kedua protes dan bertemu dengan pejabat intelijen dan keamanan Irak. Setelah pertemuan itu, perwira senior Garda Revolusi Iran dengan pengalaman dalam membatasi kerusuhan sipil terus memberi saran kepada pemerintah Irak, meskipun tidak ada tentara Iran yang dikerahkan.
Seorang komandan senior dari salah satu milisi yang didukung Iran - yang mengatakan kelompoknya tidak terlibat dalam upaya untuk menghentikan protes atau kekerasan yang timbul - mengatakan Teheran berkonsultasi erat dengan pasukan yang berusaha memadamkan demonstrasi.
"Setelah dua hari, mereka terjun dan memberikan intelijen dan intelijen kepada pemerintah dan milisi," kata pemimpin milisi itu kepada Reuters.
Baca Juga: Balaskan Dendam Saudi, Amerika Serikat 'Serang' Iran dengan . . . .
"Penasihat Iran bersikeras memiliki peran dan memperingatkan kita bahwa protes yang sedang berlangsung, jika tidak dibalik, akan merusak pemerintah Abdul Mahdi," sambungnya.
Namun juru bicara Hashid, Ahmed al-Asadi, membantah kelompok-kelompok itu mengambil bagian dalam penumpasan pengunjuk rasa.
“Tidak ada anggota yang hadir di daerah protes. Tidak ada unsur Hashid yang ikut serta dalam menghadapi demonstran,” kata Asadi dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Saad Maan mengatakan pasukan keamanan negara tidak menembaki demonstran secara langsung dan menyalahkan penembak "jahat" yang tidak disebutkan namanya atas kematian massal dan cedera.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto