Negara Amerika Selatan yang berpenduduk sekitar 30 juta jiwa ini dicengkeram oleh krisis ekonomi dan politik yang semakin dalam. Orang-orang hidup dengan menggerutu bahwa apa pun dari protes jalanan yang keras hingga kegagalan listrik besar-besaran dapat membuat hidup mereka kacau balau kapan saja.
Lebih dari 4 juta warga Venezuela telah melarikan diri dari negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Mereka melarikan diri dari upah rendah, rumah sakit yang rusak, tidak adanya layanan dasar dan kurangnya keamanan.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan inflasi yang melanda Venezuela tahun ini secara mengejutkan akan mencapai 200.000 persen. Mata uang Venezuela turun lima nol dari tahun lalu dalam upaya yang sia-sia untuk mengimbangi inflasi. Melonjaknya harga dengan cepat melahap denominasi baru.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Donald Trump Benci Rakyat Amerika Latin!
Pecahan terkecil yang beredar, 50 bolivar, bernilai sekitar seperempat dolar AS. Bus kota dan bahkan bank tidak menerimanya, dengan alasan akan membutuhkan begitu banyak uang kertas untuk membayar bahkan barang-barang paling sederhana yang tidak akan sepadan dengan masalahnya. Pecahan terbesar, 50.000 bolivar, sama dengan USD2,50.
Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar dunia, pernah kaya. Tetapi ekonomi telah jatuh ke dalam kehancuran yang oleh para kritikus disebabkan oleh korupsi dua dekade dan salah urus di bawah pemerintahan sosialis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: