Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Tua, Sawit Rakyat Butuh Diremajakan

Sudah Tua, Sawit Rakyat Butuh Diremajakan Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit merupakan komoditas ekspor andalan di sektor perkebunan yang memiliki peran penting dan strategis dalam mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 14,58 juta hektare dengan status kepemilikan lahan terdiri dari 3 tipe yaitu perkebunan besar swasta (PBS) 53% atau sekitar 7,88 juta ha; perkebunan rakyat/kelompok petani (PR) 40% atau sekitar 5,8 juta ha; dan perkebunan besar negara (PBN) 7% atau 635 ribu ha dari total keseluruhan lahan.

Produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang dihasilkan berasal dari PBS sebanyak 25,3 juta ton; PR 16 juta ton; dan PBN 3,2 juta ton.

Baca Juga: Mengulik Produksi, Konsumsi, dan Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Saat ini, umur tanaman kelapa sawit rakyat sudah banyak di kisaran 20-25 tahun dan hanya mampu menghasilkan panen CPO sekitar 2,5 ton/ha/tahun. Kegiatan peremajaan (replanting) dibutuhkan agar produktivitas TBS dan CPO di kebun sawit rakyat semakin optimal dan menguntungkan petani. Replanting ini akan dilakukan di areal seluas 84 ribu hektare lahan sawit milik petani mandiri dan plasma.

Ketua Dewan Pengawas BPDP KS, Rusman Heriawan, menyatakan pihaknya sudah menyalurkan dana hibah replanting sebesar Rp1,11 triliun untuk kebun sawit seluas 44.412 hektare.

Adapun, Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan syarat yang diremajakan harus clean dan clear, peremajaan akan dikelola bersama-sama secara cluster dengan koperasi, batasan perkebunan rakyat maksimum empat ha/keluarga, bermitra dengan BUMN dan perusahaan besar.

"Pembiayaan replanting disediakan oleh BPDP kelapa sawit 25 juta/ha, tumpang sari (dan bibit) oleh menteri pertanian," sebutnya.

Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa bibit kelapa sawit bersertifikat yang mampu memberikan hasil panen empat kali lipat menjadi delapan ton/ha/tahun atau setara dengan 32 ton TBS dibandingkan saat ini.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah dan perusahaan untuk tahun ini akan difokuskan di wilayah Sumatera dan selanjutnya tahun depan di Kalimantan. Replanting terhadap lahan sawit rakyat yang sudah dilakukan di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, dan Bengkulu menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Angka realisasi replanting di Riau tercatat sekitar 8.000 hektare, Sumatera Selatan lebih tinggi yakni 13.000 hektare, sedangkan di Jambi 700 hektare. Meskipun demikian, realisasi replanting di Jambi ini baru mencapai 32% dari total target 2.217 hektare. Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu mendapatkan jatah peremajaan tanaman kelapa sawit di lahan seluas 562,79 hektare milik lima kelompok tani yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Kabupaten Agam, Sumatera Barat memperoleh bantuan dana sebesar Rp61 miliar untuk peremajaan tanaman kelapa sawit seluas 2.440 hektare milik petani di daerah tersebut. Provinsi Aceh sudah menerima dana bantuan replanting untuk lahan sawit rakyat seluas 3.062 hektare.

Semula, pemerintah menargetkan replanting bisa mencapai 2,49 juta hektare di seluruh Indonesia dalam kurun waktu 2017-2021. Namun, dikarenakan adanya perubahan target replanting per tahun, kemungkinan besar program ini akan selesai pada 13 tahun mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: