Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Produksi Mobil Diesel, Greenpeace Kecam Hyundai

Masih Produksi Mobil Diesel, Greenpeace Kecam Hyundai Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Greenpeace Seoul mengecam produsen mobil Korea Selatan Hyundai Motor dan mengklaim strategi mobil ramah lingkungannya kurang sesuai dengan perubahan iklim.

Merek mewah Hyundai, Genesis, akan meluncurkan mobil sport (SUV) versi diesel bulan depan. Rencana ini menunjukkan bagaimana produsen mobil tersebut bertentangan dengan tren ramah lingkungan yang sedang digalakkan di seluruh dunia. Strategi untuk tetap membuat mobil diesel besar menjadi produk utama dinilai merusak daya saing global.

Baca Juga: Aktivis Greenpeace Ditangkap Polisi Karena ini...

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 25 Oktober, Greenpeace berargumen bahwa Hyundai berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan kendaraan listrik menjadi 850.000 unit per tahun pada tahun 2025. Angka tersebut hanya 10,3 persen dari penjualan 2018. "Meski dunia berupaya mengurangi emisi karbon, produsen mobil masih memproduksi kendaraan diesel, baik besar maupun kecil,” kata aktivis Geenpeace, dikutip theinvestor.

Pernyataan organisaasi non-pemerintah itu muncul sehari setelah Hyundai meluncurkan rencana lima tahun untuk memperluas jajaran mobil listriknya menjadi 16 model di bawah marque Hyundai dan Genesis dan menetapkan target penjualan mobil emisi nol sebanyak 560.000 unit per tahun. Kia Motor, produsen mobil di bawah Hyundai Motor Group, juga berencana meningkatkan targetnya menjadi 850.000 unit per tahun. Berdasarkan rencana tersebut, kata Greenpeace, Hyundai Motor Group ingin menjadi produsen green car nomor 2 dunia.

"Rencana itu terdengar tidak efektif,” kata Greenpeace seraya mendesak Hyundai untuk mengubah seluruh jajaran produksinya menjadi mobil tanpa emisi paling lambat 2028.

Organisasi lingkungan ini juga mempertanyakan tanggung jawab Hyundai sebagai produsen mobil dunia yang pasif menanggapi upaya dunia mengurangi emisi karbon dan mendesaknya untuk mengambil langkah radikal untuk mengimbangi peralihan industri ke mobil bebas emisi. Hyundai bersama Kia Motors adalah pembuat mobil terbesar kelima di dunia dalam hal penjualan. Sementara itu, produsen mobil terbesar di dunia, Volkswagen, kata Greenpeace, telah berjanji untuk menghentikan penjualan mobil dengan mesin pembakaran internal pada tahun 2040, kata organisasi itu.

Reuters melaporkan, September lalu, aktivis Greenpeace melakukan protes terhadap Hyundai dengan memanjat papan iklan milik perusahaan itu di dekat kantor pusatnya di Korsel dan memasang tanda bertuliskan "Tak ada lagi mesin pembakaran internal".

Juru bicara kelompok pecinta lingkungan itu, Sean Lee mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada Hyundai Motor bahwa menghapuskan mesin pembakaran internal bukan lagi masalah pilihan. Tanda itu dapat dilihat di sepanjang jalan tol oleh warga yang hendak pulang ke Seoul setelah berlibur akhir pekan. Namun, tak lama kemudian dicopot lantaran pihak Hyundai melaporkan kejadian itu ke polisi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: