Lanjut Reza, ia bahwa nilai valuasi yang kini beredar di masyarakat masih berbentuk rumor dan isu yang bias. Maka menurut Reza, nilai valuasi BNLI harus dinilai oleh perusahaan penilai perbankan independen untuk melihat harga wajarnya seperti apa.
“Namanya penjual pasti ingin untung, wajar kalau mereka (Astra dan Standard Chartered) optimis terjual 1,7 – 2 kali lipat. Oleh karena itu nilai kewajaran valuasi dari BNLI harus dihitung oleh perusahaan penilai perbankan. Perusahaan penilai perbankan ini yang akan menghitung seluruh kewajaran dan variabel dari nilai valuasi BNLI. Nilai kewajaran ini akan dilihat oleh para investor sebagai sebuah harga standar yang baku dan bisa dipertanggung jawabkan,” ujar Reza.
Selain itu, ia mengatakan pihak shareholder Astra dan Standard Chartered harus jelas dalam memberikan keterangan kepada publik dan investor agar isu pelepasan saham ini tidak terus menerus menjadi rumor di pasar modal.
“Astra dan Standard Chartered harus terbuka kepada publik mau jual berapa, prosesnya bagaimana, alasan harga juga harus jelas, yang tertarik siapa saja. Sekarang kondisinya tidak jelas dan bentuknya malah menjadi rumor di bursa dan pasar modal,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil