Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sakit! Penghapusan Tarif AS-China Cuma Isapan Jempol, Pelaku Pasar Kena Prank!

Sakit! Penghapusan Tarif AS-China Cuma Isapan Jempol, Pelaku Pasar Kena Prank! Donald Trump. | Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyatan Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, perihal penghapusan tarif tambahan produk AS-China sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap I nyatanya hanya isapan jempol belaka.

Alih-alih menguatkan asa damai dagang, pernyataan yang diklaim AS sebagai propaganda China tersebut justru berpotensi menimbulkan perpecahan di antara kedua negara raksasa ekonomi tersebut.

Baca Juga: AS-China Berani Hapus Tarif Impor, Yakin Nih Trump dan Xi Jinping?

Dilansir dari Reuters, penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, dengan tegas membantah informasi penghapusan tarif tambahan seperti yang digaungkan oleh China. Meski optimisme damai dagang masih ada, itu bukan berarti sudah ada kesepakatan penghapusan tarif antarkedua pihak. 

"Tidak ada kesepakatan saat ini untuk menghapus salah satu tarif yang ada sebagai syarat kesepakatan fase satu," tegas Navarro, Jumat (8/11/2019).

Baca Juga: Kepentok Dolar AS, Rupiah Terlemah Ketiga di Asia!

Ia menambahkan, jika pun ada kesepakatan yang dimaksud oleh China, hal itu akan dinegosiasikan kedua pihak di hadapan umum. Namun, yang terjadi saat ini menurutnya hanyalah upaya China untuk mendorong opini ke suatu arah alias propaganda. 

"Mereka hanya bernegosiasi di depan umum, mencoba mendorong ini ke suatu arah," sambungnya. 

Baca Juga: Trump-Xi Jinping Ribut, Rupiah Jadi Kalang Kabut!

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, menyatakan dirinya optimis Presiden Donald Trump dan Xi Jinping dapat segera menandatangani perjanjian dagang untuk menyudahi perang dagang setelah 16 bulan lamanya.

"Saya tidak bisa mendahului pembicaraan dengan China, tetapi kami sangat, sangat optimis bahwa kami akan mencapai kesepakatan segera," jelas Stephanie Grisham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: