Kepala The Federal Reserve System (The Fed) Jerome Powell, secara tegas menyatakan bahwa gugatan Donald Trump perihal suku bunga negatif tidak relevan dengan kondisi perekonomian AS saat ini.
Powell menilai, ekonomi AS tengah berada dalam posisi yang kuat sehingga pemangkasan suku bunga acuan bukan suatu hal mendesak untuk dilakukan, paling tidak sampai dengan akhir tahun 2019.
Baca Juga: Donald Trump Menggugat, Balasan The Fed Bikin Skakmat!
"Suku bunga negatif tentu tidak akan sesuai di lingkungan saat ini. Ekonomi kita berada dalam posisi yang kuat. Kami memiliki pertumbuhan, kami memiliki sektor konsumen yang kuat... Prospek dasar tetap menguntungkan," tegas Powell seperti diwartakan oleh Reuters, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Ketegasan The Fed tersebut menjadi sentimen yang menguntungkan aset safe haven, dolar AS. Bagaimanapun, semakin tinggi bunga acuan, semakin tinggi pula imbal hasil yang akan didapat oleh pelaku pasar atas investasinya dalam aset keuangan berbasis dolar AS. Hal itulah yang kemudian membuat dolar AS menjadi kian seksi untuk dikoleksi.
Namun, sikap The Fed tersebut justru memberikan dampak yang berbanding terbalik bagi aset-aset berisiko dari negara berkembang. Ketika semua mata tertuju pada dolar AS, mata uang lainnya menjadi kehilangan pamor dan ramai dilepas pelaku pasar, termasuk juga rupiah.
Baca Juga: Gara-Gara Trump, Rupiah Cs Masuk Kandang Macan!
Buktinya, meski rupiah menguat 0,05% ke level Rp14.070 per dolar AS pada awal perdagangan spot Kamis (14/11/2019), keadaan tersebut langsung berbalik 180 derajat. Kini, rupiah dibuat patah hati dan bergerak dengan kecenderungan melemah di hampir semua mata uang.
Hingga pukul 10.41 WIB, rupiah tertekan -0,16% ke level Rp14.098 per dolar AS. Mata uang Benua Biru juga turut menekan rupiah, yakni euro (-0,14%) dan poundsterling (-0,11%). Di Asia pun, rupiah kini hanya mampu menguat tipis terhadap ringgit (+0,09%) dan dolar Taiwan (+0,07%).
Sementara itu, di hadapan mata uang Benua Kuning lainnya, rupiah juga tertekan, yakni oleh won (-0,25%), yen (-0,25%), yuan (-0,25%), dolar Singapura (-0,14%), baht (-0,13%), dan dolar Hong Kong (-0,11%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih