Uni Eropa (EU) meluncurkan program Pemanfaatan Lahan Gambut dan Mitigasi Asap Berkelanjutan di Asean (SUPA) senilai 24 juta euro untuk mendukung upaya pemberantasan pencemaran asap dan kebakaran lahan gambut. Program keseluruhan dibiayai dengan kontribusi 20 juta euro dari EU dan 4 juta euro dari Pemerintah Jerman.
Program ini mendukung tujuan Strategi Pengelolaan Lahan Gambut Asean (APMS) melalui tindakan kolektif dan peningkatan kerja sama, yakni guna meningkatkan manajemen lahan gambut berkelanjutan, mengurangi dampak buruk perubahan iklim, mengelola risiko kebakaran hutan, dan mengurangi asap lintas negara.
Melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (18/11/2019), program ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan mata pencaharian lokal dan meningkatkan manajemen lingkungan global.
Baca Juga: Kabut Asap Karhutla Kembali Selimuti Sumsel, Separah Apa?
Duta Besar EU untuk Asean Igor Driesmans berharap kawasan Asean akan menjadi lebih tangguh dan proaktif dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan melalui program baru ini.
Program ini penting untuk mengatasi akar penyebab kebakaran lahan gambut, terutama setelah terjadi kebakaran lahan gambut dan hutan baru-baru ini di wilayah Asean pada 2019, dengan total 857.755 hektare terbakar, jumlah yang lebih tinggi dari 529.266 hektare yang terbakar pada 2018.
Duta Besar Driesmans juga berkata, Program SUPA menandai tonggak penting bagi UE dan Asean karena ini adalah inisiatif kerja sama regional pertama di bawah Program Indikatif Multi-Tahunan UE-Asean (MIP) di bidang perubahan iklim.
Dukungan EU untuk pengelolaan lahan gambut berkelanjutan Asean ini, terdiri dari dua komponen utama yakni pendekatan pemerintah, yang diterapkan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit dan pendekatan aktor non-negara oleh World Resources Institute Indonesia (WRI) bekerja sama dengan Tropical Rainforest Conservation & Research Centre Malaysia (TRCRC) dan IDH Sustainable Trade Initiative.
Kedua komponen akan bekerja secara kolaboratif untuk membantu Asean mengatasi akar penyebab kebakaran hutan.
Baca Juga: Indonesia 'Tidak Mau Dilecehkan' Malaysia-Singapura Soal Karhutla
Sekretaris Jenderal Asean Dato Lim Jock Hoi menyoroti bahwa semangat kerja sama Asean dalam menangani masalah-masalah regional dan lintas batas tetap kuat dan sedang ditambah dengan tema Asean tahun ini, yaitu Memajukan Kemitraan Berkelanjutan.
Kerja sama Asean dan mekanismenya akan terus melengkapi dan menambah nilai bagi prioritas negara-negara anggota Asean di banyak bidang, dan secara simultan berkontribusi pada implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Lebih lanjut, Sekjen Asean menyebut SUPA adalah peluang lain yang disediakan lewat kerja sama Asean-EU untuk membantu negara-negara anggota dan lembaga-lembaga terkait mencapai peningkatan kapasitas dan koordinasi regional dalam pengelolaan hutan dan lahan gambut yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti