Hal itu merupakan bukti bahwa Kementan telah menyusun strategi yang tepat guna mendorong minat anak muda terjun ke pekerjaan pertanian. Sehingga ke depannya, petani Indonesia adalah pekerja kelas intelektual.
"Belum lagi siswa yang belajar di politeknik pertanian yang mungkin kini jumlahnya meningkat 10 kali lipat atau lebih. Peminatnya tiap tahun terus bertambah. Edukasi dan aplikasi praktis teknologi pertanian juga diperhatikan Kementan dengan dibukanya politeknik enjinering beberapa waktu lalu. Dari situ nampak Kementan ingin melihat peningkatan jenjang pendidikan SDM pertanian kita ke depan," kata Luthfi.
Aspek lain adalah peningkatan kualitas kerja pertanian. Luthfi mencontohkan dengan masifnya distribusi alat mekanisasi pertanian. Penyaluran alat mekanisasi pertanian dinilai Luthfi akan berkontribusi kuat mendorong kinerja petani jadi lebih efektif.
Penggunaan mekanisasi pertanian juga diprediksi menghemat waktu kerja petani hingga 80% dan biaya 70%. Ditambah sektor pertanian Indonesia saat ini sudah mulai menggunakan teknologi generasi 4.0 yang makin masif dimanfaatkan oleh para generasi muda petani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: