Sistem Resi Gudang (SRG) terus diperkuat dan dioptimalkan penggunaannya untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraaan para petani sekaligus menjaga pasokan pangan.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tjahya Widayati saat menjadi narasumber pada acara Forum Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11/2019).
"Pemerintah terus berupaya menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat serta para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan SRG," ujar Tjahya dalam keterangan, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga: Sinergi Industri PBK, SRG, dan PLK Genjot Ekonomi Nasional
Tjahya menekankan, yang perlu dilakukan ialah penguatan kelembagaan SRG dan mendorong perbankan agar lebih aktif karena resi gudang merupakan salah satu alternatif pembiayaan bagi petani dan pelaku usaha. Selain itu, juga diperlukan peningkatan fasilitas gudang serta menyinergikan pasar lelang dengan SRG.
SRG, lanjut Tjahya, tidak hanya sebagai sarana penyimpanan komoditas. "Keberadaan SRG harus bisa jadi sarana pemberi nilai tambah komoditas dengan biaya yang ekonomis. Juga dapat mengurangi keterikatan petani pada tengkulak," lanjut Tjahya.
Sementara itu, mengenai pasar lelang komoditas (PLK), petani masih sulit mengakses secara langsung pasar komoditas yang ada. Mereka terbiasa menggunakan perantara sehingga harga yang diperoleh tidak maksimal. Untuk itu, Tjahya menekankan fungsi PLK perlu disinergikan dengan SRG.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti