Bola panas yang saling dilemparkan oleh AS dan China membuat perang dagang semakin parah. Sudah mendapat pengakuan global bahwa perang dagang yang berlangsung lebih dari 18 bulan ini sama sekali tidak memberi keuntungan bagi pihak mana pun, termasuk bagi aset-aset keuangan seperti rupiah dan dolar AS.
Bak peribahasa kalah jadi abu menang jadi arang, nasib rupiah dan dolar AS sama-sama tidak diuntungkan. Pasalnya, kedua mata uang tersebut kini terpantau melemah di hadapan mayoritas mata uang dunia.
Baca Juga: China Marah Besar! Bola Panas Ada di Tangan Trump!
Melansir dari RTI, dolar AS hanya dapat menguat terbatas terhadap dolar Kanada, yen, dan baht. Selain tiga mata uang itu, dolar AS menjadi tak berdaya di hadapan mayoritas mata uang dunia, seperti dolar Australia, dolar New Zealand, franc, yuan, won, dolar Singapura, dan dolar Taiwan.
Di sisi lain, rupiah mengawali langkah dengan stagnan di level Rp14.085 per dolar AS pada pembukaan pasar spot, Senin (25/11/2019). Stagnansi tersebut sempat berbalik menjadi koreksi tipis sebesar -0,07% ke level Rp14.090 per dolar AS. Adapun hingga pukul 10.20 WIB, rupiah kembali stagnan di level Rp14.085 per dolar AS.
Baca Juga: Emosi China ke AS Membara, Rupiah Kena Getahnya!
Pergerakan rupiah di awal pekan ini terpantau variatif dengan kecenderungan melemah. Di hadapan mata uang global, rupiah tertekan oleh dolar Australia (-0,15%) dan poundsterling (-0,07%).
Kemudian, rupiah juga terkoreksi di hadapan won (-0,17%), yuan (-0,10%), dan dolar Singapura (-0,01%). Beruntungnya, rupiah masih dapat tampil lebih baik daripada ringgit (+0,24%), baht (+0,21%), dan yen (+0,13%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: