Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Tuding Saksi Penyelidikan Pemakzulan Berbohong

Trump Tuding Saksi Penyelidikan Pemakzulan Berbohong Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh saksi penyelidikan pemakzulan berbohong. Ia juga menawarkan penjelaskan keterlibatan pengacara pribadinya Rudy Guiliani dalam kebijakan luar negeri AS terhadap Ukraina yang memicu kontroversi.

Ia mengatakan kemampuan Giuliani dalam malawan kejahatan dibutuhkan untuk menangani negara korup. Pernyataan ini ia katakan setelah hari kelima dan terakhir penyelidikan pemakzulan terbuka yang digelar oleh House of Representation.

Penyelidikan pemakzulan ini mengancam kepresidenan Trump. Terutama ia juga maju untuk periode kedua dalam pemilihan presiden 2020. Trump menyerang David Holmes, pejabat kedutaan AS di Ukraina.

Baca Juga: Eks Presiden AS Sarankan Trump Tak Indahkan Prosiding Pemakzulan

Di bawah sumpah Holmes mengatakan pada 26 Juli di sebuah restoran di Kiev ia tidak sengaja mendengar percakapan antara Duta Besar AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland dengan Trump melalui telepon. Percakapan yang Holmes dengar berisi tentang apakah Ukraina akan menggelar penyelidikan yang Trump inginkan.

"Saya jamin hal itu tidak pernah terjadi, itu benar-benar uraian palsu," kata Trump dalam acara 'Fox and Friends' di stasiun Fox News, Minggu (24/11).

Trump menunjuk Sondland sebagai duta besar untuk Uni Eropa setelah pengusaha hotel itu mendonasikan uang sebesar 1 juta dolar AS untuk komite upacara sumpah jabatan presiden. Dalam kesaksiannya Sondland mengatakan hubungannya dengan Trump baik. Sementara Trump mengaku hanya berbicara beberapa kali dengannya dan tidak terlalu mengenalnya.

Sementara itu mantan penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton mengatakan Twitter telah mengembalikan akunnya kepada padanya. Ia menuduh Gedung Putih memblokir aksesnya ke akun Twitternya sendiri setelah ia mengundurkan diri pada bulan September.

Twitter belum menanggapi permintaan komentar tentang pengakuan Bolton tersebut. Penyelidikan pemakzulan yang disiarkan televisi pekan ini menyoroti keputusan Trump untuk memberikan Giuliani turut terlibat dalam kebijakan pemerintah AS.

Giuliani warga sipil biasa yang tidak memiliki jabatan publik. Ia hanya pengacara pribadi Trump. Sebab Trump memiliki jajaran diplomat dan badan keamanan nasional resmi yang bertugas melakukan itu.

Baca Juga: Permintaan Trump ke Ukraina Bikin Pejabat Gedung Putih Khawatir, Kenapa?

Bolton salah satu dari berbagai pejabat yang memperingatkan aksi Giuliani termasuk mendorong Ukraina menggelar penyelidikan yang menguntungkan Trump secara politis akan merugikan presiden sendiri. Mantan pakar Rusia Gedung Putih Fiona Hill mengatakan bagaimana Bolton mengatakan Guiliani 'sebagai granat tangan yang akan meledakan semua orang'.

Dalam rapat dengar penyelidikan pemakzulan itu para pejabat dan mantan pejabat Gedung Putih yang menjadi saksi menyuarakan keprihatinan mereka atas aktivitas Giuliani. Sementara Trump mengatakan Giuliani orang yang tepat untuk pekerjaan itu.

"Dia seperti tokoh ikonik di negara ini karena dua alasan, dia walikota terhebat New York dan dia pejuang terhebat yang melawan kejahatan mungkin dalam 50 tahun terakhir," kata Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: