"IK-CEPA diharapkan berkontribusi positif bagi transformasi perekonomian Indonesia jadi negara maju melalui peningkatan investasi, kerja sama ekonomi, dan asistensi teknis, serta mendorong transfer pengetahuan dan teknologi dari Korsel, termasuk peningkatan standar kualitas tenaga kerja," tegas Iman.
Perundingan IK-CEPA dimulai pada 2012, namun sempat terhenti di 2014. Pada Februari 2019, kedua negara sepakat mereaktivasi perundingan dan kemudian berhasil menyelesaikan substansi perundingan pada Oktober2019. Dengan rentang waktu delapan bulan sejak reaktivasi hingga finalisasi, IK-CEPA menjadi persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif tercepat yang diselesaikan Indonesia dengan mitra dagang.
Perundingan IK-CEPA terdiri dari enam kelompok kerja, yaitu Perdagangan Barang, Jasa, Investasi, Ketentuan Asal Barang, Prosedur Kepabeanan dan Fasilitasi Perdagangan (ROOCPTF), Kerja Sama dan Pengembangan Kapasitas, serta Isu Hukum dan Kelembagaan.
Baca Juga: Indonesia Percepat Penyelesaian IK-CEPA dan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dengan AS
Setelah penandatanganan Deklarasi Bersama , kedua pihak akan melanjutkan proses legal scrubbing untuk teks perjanjian yang ditargetkan selesai pada Februari 2020. Sehingga IK-CEPA akan ditandatangani di semester I 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, Kosel merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor keenam terbesar bagi Indonesia.Total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$18,62 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Korsel tercatat sebesar US$9,54 miliar dan impor Indonesia dari Korsel sebesar US$9,08 miliar. Artinya, Indonesia surplus perdagangan terhadap Korsel sebesar US$460 juta.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Korsel adalah batu bara, bijih tembaga, karet alam, kayu lapis, dan timah. Adapun komoditas impor utama Indonesia dari Korsel adalah karet sintetis, produk baja lembaran, produk elektronik, dan kain tenun filamen sintetis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti