Bisa Tembus Pertahanan Amerika, Rudal Hipersonik Rusia Diperiksa Inspektur AS
Kecelakaan nuklir di dekat kota barat laut Nyonoksa pada bulan Agustus lalu diduga disebabkan oleh sistem rudal Avangard. CNBC mengutip pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kecelakaan itu—yang menewaskan lima ilmuwan atom Rusia dan menyebabkan lonjakan radiasi lokal—kemungkinan terjadi ketika para peneliti mencoba mengambil rudal dari dasar laut yang gagal dalam uji coba sebelumnya.
Inspeksi oleh para pejabat AS minggu ini dilakukan sebagai bagian dari Perjanjian New START, yang mulai berlaku pada tahun 2011. Perjanjian itu membatasi kepemilikan hulu ledak nuklir hingga 1.550 unit bagi kedua negara.
Baca Juga: Kerahkan Ratusan Rudal Spike Israel, India Berencana Incar Bunker
Perjanjian tersebut juga membatasi jumlah rudal balistik antarbenua yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan kapal selam dan pembom berat yang digunakan untuk misi nuklir hingga 700 unit. Jumlah total aset yang dikerahkan dan tidak dikerahkan dibatasi hingga 800 unit.
Perjanjian New START akan berakhir pada 2021. Rusia telah mengatakan ingin memperpanjang perjanjian, meskipun AS belum mengatakan apakah mereka siap untuk melakukannya. Kedua negara sudah berselisih atas kesepakatan proliferasi anti-nuklir lainnya—Perjanjian Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF) 1987—yang mana kedua negara sama-sama menarik diri dari perjanjian.
Perjanjian INF melarang peluncuran rudal nuklir dan konvensional berbasis darat dengan jangkauan 310 mil hingga 3.417 mil. Perjanjian ini telah memaksa AS dan Uni Soviet (nama negara Rusia sebelumnya) untuk memindahkan sekitar 2.700 rudal jarak pendek dan menengah dari medan perang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: