Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan spot akhir pekan ini, Jumat (29/11/2019) pada level Rp14.085 per dolar, level yang setara dengan penutupan perdagangan kemarin. Sayang, minimnya sentimen positif membuat rupiah lagi-lagi harus terjebak di zona merah dan menjadi salah satu mata uang terbawah di dunia.
Melansir dari RTI, hingga pukul 10.28 WIB rupiah terkoreksi -0,11% ke level Rp14.105 per dolar AS. Jika dikalkulasikan, dalam sebulan terakhir rupiah sudah terdepresiasi sebesar -0,50% di hadapan mata uang Paman Sam itu.
Baca Juga: China Bakal Eksekusi Balasan ke Trump dan AS, Global Was-Was!
Di tengah eskalasi perang dagang dan ancaman balasan China terhadap AS membuat pelaku pasar menjauh dari aset-aset berisiko, termasuk rupiah. Akibatnya, rupiah bukan hanya keok di hadapan dolar AS, melainkan juga di hadapan dolar Australia (-0,10%), poundsterling (-0,11%), dan euro (-0,12%).
Baca Juga: Diduga 'Main-main' sama RUU Hong Kong, Dubes AS Dipanggil China dan Segera Lakukan...
Performa rupiah di antara mata uang serumpun juga tidak begitu baik. Mata uang Garuda kini melemah di hadapan mayoritas mata uang Asia, seperti yen (-0,14%), dolar Hong Kong (-0,11%), yuan (-0,10%), dolar Singapura (-0,06%), dolar Taiwan (-0,04%), dan ringgit (-0,03%).
Adapun status rupiah jelang akhir pekan ini ialah menjadi matabuang terlemah ketiga di Benua Kuning setelah unggul tipis terhadap baht (0,09%) dan won (0,08%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: