Indonesia dinilai perlu memilii manuver yang lebih lincah dan navigasi yang tepat dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global di 2020. Ekonomi Indonesia tahun ini terbilang stabil dan merupakan tahun yang spesial karena ada pemilihan presiden dan legislatif secara serentak.
Demikian yang dikatakan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman dalam acara Asian Insights Seminar 2019 yang digagas Bank DBS, kemarin (5/12/2019) malam.
Luky menjelaskan, perkembangan isu global yang akhir-akhir ini terjadi seperti perang dagang China-Amerika Serikat, krisis politik di Hongkong yang menyebabkan demo berkepanjangan, gelombang protes di Chile yang dipicu kenaikan harga tiket subway seakan-akan memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi dan politik global di 2019 adalah suram.
Baca Juga: Jangan Urus Agama Orang! Fadli Zon: Jokowi Fokus Perbaiki Ekonomi Aja
"2019 merupakan tahun yang spesial karena pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) serentak. Namun, yang terpenting adalah bagaimana Indonesia bermanuver dan bernavigasi di 2020," ujarnya.
Berdasarkan World Economy Outlook, pertumbuhan ekonomi global pada 2019 adalah 3,0% dan diproyeksikan naik 3,4% pada 2020. Sementara pertumbuhan volume perdagangan global pada 2019 adalah terendah dari yang pernah ada dengan nilai pertumbuhan 1,1% dan proyeksi 2020 sebesar 3,2% dengan risiko turun.
Luky menjelaskan, pemerintah juga dirasa perlu untuk melakukan countercyclical atau intervensi untuk memberikan stimulus terhadap kondisi ekonomi yang melambat dengan kebijakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: