Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Syahrul Ingin Vaksin Unggas Indonesia Mendunia

Mentan Syahrul Ingin Vaksin Unggas Indonesia Mendunia Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa keinginannya untuk mengembangkan inovasi dan teknologi vaksin unggas yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Saya berharap nantinya kita dapat mengintervensi dunia, tidak hanya memanfaatkan vaksin dari luar, tetapi juga mampu menciptakan vaksin kesehatan hewan sendiri bahkan dapat dimanfaatkan oleh negara lain, untuk meningkatkan kesehatan unggas, sehingga populasi dan produksinya akan lebih baik," ujar Syahrul dalam Launching Inovasi dan Teknologi Kesehatan Unggas Veteriner di Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), Balitbang, Kementerian Pertanian (5/12/2019).

Mentan Syahrul menyebutkan bahwa program Kementerian Pertanian dalam bidang peternakan, salah satunya adalah mengembangkan dan meningkatkan populasi ayam kampung, terutama jenis petelur melalui pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga: Di War Room Agriculture, Syahrul Sapa Unit Kerjanya di Seluruh Indonesia

"Tentunya kita berharap populasi ternak semakin berkembang, namun akselerasi dan perkembangan yang cepat juga rentan terhadap berbagai hama, virus dan penyakit, untuk itu kita harus dapat mengantisipasinya secara tepat," ucap Syahrul.

Lebih lanjut Mentan Syahrul menyebutkan bahwa inovasi dan teknologi yang dihasilkan BB Litvet dapat mengantisipasi segala masalah dan tantangan terkait kesehatan hewan mengingat ancaman virus global saat ini semakin banyak.

"Kita perlu melakukan penelitian dan riset yang baik terhadap segala permasalahan kesehatan hewan, para ahli peneliti dan dokter hewan kita cukup hebat dan tidak kalah saing dengan negara lain," ujar Syahrul.

Dalam peluncuran inovasi teknologi untuk kesehatan unggas, BB Litvet berhasil meluncurkan beberapa vaksin, antara lain vaksin unggas, yaitu vaksin avian influenza bivalen, vaksin avian influenza kombinasi HPAI dan LPAI, dan vaksin ND GTT 11, serta teknologi diagnosa kit Elisa Diva yang digunakan untuk membedakan hasil vaksinasi dan infeksi avian influenza.

"Nantinya vaksin kita juga terbuka untuk para pengusaha dan investor yang ingin berinvestasi, kalau perlu kita akan melakukan diplomasi perdagangan dengan negara lain terhadap vaksin yang kita miliki," tegas Syahrul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: