Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selepas KTT APEC, Mahathir Janji Serahkan Kekuasaan

Selepas KTT APEC, Mahathir Janji Serahkan Kekuasaan Mahathir Mohamad mantan PM Malaysia. | Kredit Foto: Reuters/Olivia Harris
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Perdana Menteri (PM) tertua di dunia Mahathir Mohamad berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya, Anwar Ibrahim, yang tengah menghadapi tuduhan pelecehan seksual terbaru. Itu menjadi jawaban setelah konflik antara Mahathir dan Anwar menguat karena belum ada sinyal kapal suksesi kekuasaan akan berlangsung.

Mahathir, 94, mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan menyerahkan kekuasaan sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang akan digelar pada November mendatang. KTT tersebut sangat berarti dan bersejarah bagi Mahathir karena dia akan menjadi pemimpin yang pertama kali di dunia menggelar KTT APEC sebanyak dua kali.

“Saya berjanji akan menyerahkan kekuasaan dan saya akan melakukannya. Saya pikir kesempatan secepatnya sebelum KTT APEC justru akan mengganggu,” ujar Mahathir kepada Reuters. “Sejauh yang saya perhatikan, saya akan mengundurkan diri dan saya akan menyerahkan kekuasaan kepada dia (Anwar).

Baca Juga: Pantau Perbatasan, Indonesia-Malaysia Sepakat Gunakan Drone

Jika rakyat tidak menginginkannya, itu urusannya, tetapi saya melakukan itu sebagai janji. Terlepas dari tuduhan apa pun, saya telah membuat janji, saya tetap berjanji,” paparnya. Ketika ditanya apakah peralihan kekuasaan akan dilaksanakan pada Desember 2020. Mahathir mengatakan, “Kita akan melihat ketika waktunya akan tiba.”

Hubungan memanas antara Anwar dan Mahathir memang menjadi perhatian publik. Kolega yang pernah bersatu, kemudian menjadi rival, setelah itu menjadi koalisi baru dan memenangkan pemilu lalu menjadi fenomena yang menarik. Kedua orang tersebut juga selalu mewarnai perpolitikan Malaysia selama beberapa dekade terakhir.

Mahathir tak diperkirakan sebelumnya terpilih sebagai pemimpin pemerintahan koalisi Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar, 72. Pekan lalu, Anwar membantah tudingan baru dari mantan pengawalnya tentang ajakan berhubungan badan. Dia menyebut tudingan itu sebagai “politik kotor”.

Janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar semakin diragukan setelah politikus senior itu mengatakan, dia membutuhkan waktu yang panjang untuk mengendalikan utang negara. Dia berharap bisa menyelesaikan permasalahan dengan Goldman Sachs secepatnya terkait skandal 1MDB. Dia juga mengungkapkan kemungkinan penjualan saham Petronas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: