PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sedang menyelesaikan restrukturisasi utang yang mencapai USD2,2 miliar. Perusahaan dengan kode emiten KRAS ini, menyatakan pelunasan utang baru bisa selesai 10 tahun mendatang.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim berjanji bakal menyelesaikan utang yang besar tersebut hingga 10 tahun ke depan, terhitung mulai 2019. Pihaknya menargetkan penyelesaiaan restrukturisasi utang ke semua bank tempat mereka meminjam utang. Terdiri dari CIMB Niaga, Standard Chartered, OCBC, dan DBS.
Baca Juga: Dalam 100 Hari Erick Thohir Jabat Menteri BUMN, Krakatau Steel Bisa Sehat!
"Skemanya adalah satu, kita melakukan reschedule utang. Kita langsung akhir saja ke 10 tahun dengan cicilan bersahabat, sesuai kemampuan Krakatau Steel yaitu secara bertahap," kata Silmy ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Dia pun merinci utang perusahaan di keempat bank ini porsinya 22% dari total utang yang harus direstrukturisasi. Menurutnya, Menteri BUMN Erick Thohir turun langsung dalam membantu restrukturisasi utang perusahaan baja berplat merah tersebut.
"Jadi saya sampaikan tinggal sedikit lagi kita bisa selesaikan restrukturisasi utang jadi 100%. Semangat kita bisa diselesaikan Desember ini, dengan potensi tidak lebih dari Januari tahun depan bisa selesai," tambahnya.
Selain menyelesaikan restrukturisasi utang, Krakatau Steel juga tengah mencari pendanaan dengan menjual aset-aset perusahaan non produktif. Meski demikian, Silmy enggan mengungkapkan aset perusahaan mana yang bakal dilepas. Dirinya hanya memastikan, Krakatau Steel tak ingin buru-buru menjual aset tersebut agar nilainya tidak turun terlalu jauh.
"Jangan sampai Krakatau Steel sudah terpuruk terus makin ditekan harganya. Kami harus mampu dong meningkatkan value, supaya ketika dilepas, kami mendapatkan harga yang baik," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: