Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebilah Gapit di Antara Gadget dan Deru Mesin Pabrik

Sebilah Gapit di Antara Gadget dan Deru Mesin Pabrik Dalam kesehariannya, Saiman berprofesi sebagai perajin wayang kulit. Istilahnya dalam Bahasa Jawa adalah kerajinan tatah sungging. | Kredit Foto: Taufan Sukma

Empat Pilar

Wahyu juga menyatakan bahwa program KBA tidak semata-mata berkutat soal ekonomi dan pengembangan usaha semata. Secara keseluruhan program KBA terbagi dalam empat pilar program, yaitu bidang Pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan juga kesehatan.

Dalam bidang Pendidikan, selain menggelar workshop pembuatan wayang kulit di SD-SD, Astra Group juga memberikan beasiswa pada 35 siswa yang merupakan anak-anak dari para perajin Dukuh Butuh.

Sedangkan untuk bidang lingkungan, Program KBA mencoba mengenalkan warga Dukuh Butuh terhadap bola pengolahan limbah sampah keluarga secara lebih modern dan tertata. Caranya dengan membentuk pengurus bank sampah dan membangun infrastruktur pendukung, untuk kemudian mulai membiasakan warga untuk memilah sendiri sampahnya sejak dari rumah.

“Sementara untuk kesehatan, kami memprioritaskan layanan untuk warga lanjut usia (lansia), seperti penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan rutin secara gratis. Lalu juga pemeriksaan mata bagi para perajin, karena mereka kan juga membutuhkan penglihatan yang tajam. Lalu ada juga bantuan untuk posyandu anak-anak, dan lain-lain,” ungkap Wahyu.

Bantuan melalui Program KBA ini oleh Astra Group diberikan selama lima tahun, terhitung sejak awal penunjukan Dukuh Butuh sebagai sasaran pada pertengahan tahun 2018 lalu. Setiap tahun, progress dari keseluruhan program bakal dievaluasi secara rutin guna memetakan tingkat keberhasilan program.

Diharapkan dalam dua hingga tahun ke depan Dukuh Butuh bisa kembali dipromosikan dengan label baru, bukan lagi Kampung Berseri, namun menjadi destinasi wisata budaya di Kawasan Jawa Tengah. Melihat dukungan yang dilakukan Astra Group pada para perajin Dukuh Butuh, sejumlah apresiasi pun dilayangkan. Tak terkecuali dari kalangan pegiat perencana keuangan.

“Bagus sih. Kemauan Astra sampai masuk ke desa-desa semacam ini jelas perlu diapresiasi. Apalagi ini untuk segmen budaya seperti ini. Kita bisa lihat, budaya wayang semacam ini perlahan kian terbatas pasarnya. Perlu ada upaya yang cukup inovatif untuk melawan tren itu. Dan dorongan Astra untuk masuk ke sekolah-sekolah itu cukup solutif,” ujar Financial Advisor MoneySmart Indonesia, Ayyi Achmad Hidayah, saat dihubungi terpisah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: