Para milenial turut menyuarakan pandangannya terkait rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Aditya Herlambang, misalnya. Ia menyatakan tak keberatan jika ibu kota pindah dan ia juga harus pindah ke sana.
"Sempat ke Balikpapan juga. Kotanya rapi, secara ekonomi bagus, tinggal di sana saja nyaman, apalagi jadi kota," katanya dalam diskusi bertajuk Balikpapan Menyambutmu yang digelar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Jakarta, seperti dikutip CNN Indonesia, Selasa (31/12/2019).
Meski begitu, Aditya juga mengungkapkan kehawatirannya terkait ancaman kabut asap di lokasi ibu kota baru. Pasalnya, kabut asap menjadi tamu langganan yang datang hampir setiap tahun akibat kebakaran hutan yang melanda hutan di sekitar lokasi ibu kota baru.
Baca Juga: Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru Dapat Hadiah Miliaran
Peserta lain, Adam, menyampaikan dukungannya terhadap pemindahan ibu kota. Milenial berusia 21 tahun itu senang ibu kota dipindah ke luar Jawa. Menurutnya, langkah tersebut bisa mendukung perekonomian di daerah luar Jawa. Namun, ia juga mengingatkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan konflik.
"Harus dilihat lagi pola sisi keamanan, kan dekat dengan Malaysia dan Laut China Selatan. Karena kita menaruh perhatian di sana. Itu yang harus dilihat lagi," katanya.
Sementara itu, Duta Wisata Jakarta, Kemala Fabrian, dalam sebuah focussed group discussion (FGD) 5 Perencanaan dan Perancangan Kawasan IKN awal Desember lalu, mengatakan, desain ibu kota negara harus menerapkan perpaduan unsur modern dan tradisional.
"Kecenderungan membangun kota baru itu segalanya harus modern. Akan sangat sayang jika tidak ada unsur etnik atau budaya yang membedakan IKN Indonesia dengan kota-kota modern lainnya," katanya dikutip Bisnis.com, Rabu (4/12/2019).
Ia juga ingin agar ibu kota negara memiliki aksesibilitas mumpuni, salah satunya jaringan transportasi yang terintegrasi serta area hijau dan ruang publik yang ramah anak dan keluarga.
Baca Juga: Kenalkan Ibu Kota Baru pada Dunia, Balikpapan Gelar Marathon Road to IKN
Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dani H Sumadilaga, ibu kota negara adalah milik seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi milenial.
"Ke depan yang akan mengisi (ibu kota negara) adalah kaum milenial sekarang, yang berdasarkan pengalaman dan persepsi terhadap kehidupan mungkin berbeda dengan generasi lainnya," katanya.
Penulis buku Generasi Phi, Muhammad Faisal juga mengatakan, para milenial yang akan menghuni ibu kota baru cenderung memiliki idealisme seperti generasi Alpha yang hidup di awal 1900, mulai kembali ke agama, idealisme, dan kultur lokal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: