Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerindra Minta Stop Nyinyir Soal Banjir, Eks Alumni 212 Bawa-Bawa Ahok!

Gerindra Minta Stop Nyinyir Soal Banjir, Eks Alumni 212 Bawa-Bawa Ahok! Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade menyoroti tanggapan oknum-oknum yang dinilai memberikan komentar menyudutkan mengenai bencana banjir yang melanda sejumlah kawasan di Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1).

Menurut dia, bencana banjir bisa saja merupakan teguran Tuhan kepada umatnya, sehingga semestinya semua kalangan bekerja sama menanggulangi bencana tersebut, bukannya banyak berkomentar.

"Banjir adalah musibah yang mungkin disebabkan "teguran" Allah kepada umatnya. Sekarang seharusnya semua bergandengan tangan Pemerintah Pusat, DKI, Jabar, Banten bersama-sama menanggulangi banjir dulu," cuitnya dalam akun Twitter pribadinya @andre_rosiade, seperti dikutip, Sabtu (4/1/2020).

Baca Juga: Ogah Terjebak Istilah Kebijakan Ahok dan Anies, Pak Bas: Asal Gak Banjir

Baca Juga: Ahok Ucapkan Duka atas Banjir Jakarta, Warganet: Maaf Kami Menyesal Pak, Maaf!

Lanjutnya, ia menambahkan bahwa setelah proses penanggulangan selesai, sebaiknya diadakan evaluasi supaya bencana banjir tidak terulang kembali, sekaligus meminta semua pihak untuk tidak memberi komentar bernada provokasi dan menyudutkan.

"Setelah selesai baru lakukan evaluasi agar ke depan tidak terjadi lagi. Tolong hentikan nyinyir," imbuh dia.

Kemudian, cuitan Andre direspons Aktivis yang jua Mantan Anggota Presidium Alumni (PA) 212, Faizal Assegaf. Ia mengkritisi kata "mungkin" yang digunakan Andre dalam cuitannya.

Menurut dia, kata "mungkin" justru menunjukkan keraguan umat atas kuasa Tuhan, sehingga tidak menjadi soal jika netizen ramai membuat spekulasi mengenai banjir.

"Bung @andre_rosiade, kata "mugkin" menegaskan keraguan pada Kuasa Tuhan. Jadi wajar sebagian netizen berkesimpulan," tulisnya.

Lanjutnya, ia pun membandingkan tanggapan warga DKI Jakarta ketika pemerintahan Basuki Thahaja Purnama (Ahok) dan Gubernur Anies Baswedan, yang menunjukkan kejadian kontras.

Ia menilai, saat pemerintahan Anies, banjir di Jakarta dijadikan alat untuk meredam kritik warga yang tidak puas dengan kinerja sang gubernur.

"Saat Ahok pimpin Jakarta, muncul banjir dituding kutukan Tuhan karena gubernur kafir. Sebaliknya banjir di era Anies disimpulkan musibah sebagai cara untuk meredam protes rakyat," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: