Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terbang ke Iran, Pemimpin Hamas Hadiri Pemakaman Jenderal Soleimani

Terbang ke Iran, Pemimpin Hamas Hadiri Pemakaman Jenderal Soleimani Kredit Foto: Reuters/Alaa al-Marjani
Warta Ekonomi, Teheran -
 

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menghadiri pemakaman Komandan Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani pada Ahad (5/1/2020). Dalam pidato perpisahannya kepada orang-orang di negara itu, ia mengatakan bahwa Soleimani adalah seorang martir. 

Haniyeh juga bersumpah bahwa Palestina akan mengikuti cara mayor jenderal tersebut dalam menghadapi Israel, serta pengaruh Amerika Serikat (AS) terhadap kemerdekaan mereka. Datangnya Haniyeh ke pemakaman soleimani di Iran cukup mengejutkan, mengingat ini merupakan perjalanan pertamanya sejak diizinkan oleh Mesir melakukan tur regional pada 2017. 

Saat itu, diketahui bahwa Haniyeh diizinkan melakukan tur regional oleh Mesir dengan syarat tidak mengunjungi Iran. Hal tersebut dilaporkan oleh sejumlah media Arab dan Israel. 

Baca Juga: Potensi Perang Terbuka, Namun Seberapa Kuatkah Militer AS dan Iran? Ini Jawabannya

Meski demikian, tidak diketahui apakah syarat tersebut benar adanya, dengan kunjungan Haniyeh ke pemakaman Soleimani di Iran. Dalam pemakaman itu juga terdapat pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang terlihat berdoa dan menangis selama prosesi. 

Soleimani tewas dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak dengan mengerahkan drone atau pesawat tanpa awak pada 3 Januari lalu. Serangan meledakkan kovoi Popular Mobilization Forces (PMF), sebuah pasukan paramiliter Irak yang memliki kedekatan dengan Iran. 

Soleiman dikenal sebagai tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin pasukan Quds. divisi dari Garda revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan tersebut. 

Baca Juga: MQ-9 Reaper, 'Malaikat Maut' Sang Pembunuh Jenderal Besar Iran

Kematian Soleimani membuat hubungan Iran dan AS yang semakin tegang dan Khamenei telah menyatakan akan mengambil aksi balasan terhadap Washington.

Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi juga mengatakan bahwa pembunuhan terhadap pria kelahiran 11 Maret 1957 itu adalah sebuah tindakan perang. 

Pasca-kematian Soleimani, Iran menyatakan tidak akan lagi mematuhi komitmen dalam Perjanjian Nuklir 2015 yang didasarkan pada rencana aksi komprehensi bersama atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dengan negara-negara yang terlibat dalam kesepakatan. Teheran mengatakan akan melakukan pengayaan uranium yang dilarang dalam kesepakatan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: