Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerilyawan Islamis Serang Pos Militer Niger, Puluhan Tentara Tewas

Gerilyawan Islamis Serang Pos Militer Niger, Puluhan Tentara Tewas Kredit Foto: US Army/Richard Bumgardner
Warta Ekonomi, Niamey -

Kelompok bersenjata yang diduga gerilyawan Islamis menewaskan 25 tentara dan melukai enam lainnya dalam serangan di sebuah pos militer di barat Niger, dekat perbatasan Mali pada Kamis (9/1/2020).

Sampai berita ini diturunkan masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pos di Chinagodrar, sekira 209 km sebelah utara ibu kota Niamey itu. Namun serangan bertepatan dengan kampanye yang dilakukan kelompok militan Islamis yang terhubung dengan Al Qaeda dan Negara Islam (IS) untuk memaksa tentara Niger mundur dari daerah perbatasan dengan Mali.

Baca Juga: Militan-Militer Niger Baku Tembak, 73 Personel Tewas di Lokasi

Pemerintah Niger telah kehilangan kendali atas daerah pedesaan di pusat dan utara karena bangkitnya kelompok jihadis.

Menurut keterangan pemerintah yang dilansir Reuters, Jumat (10/1/2020), para pelaku serangan mendekati pos militer dengan sepeda motor dan kendaraan lain dan mendapat perlawanan dari tentara dan angkatan udara. Sebanyak 63 militan juga tewas dalam serangan itu.

"Kementerian Pertahanan menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berharap yang terluka segera pulih," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa operasi pencarian sedang dilakukan untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab.

Meski telah ada upaya pasukan Internasional untuk menghentikan kelompok militan Islamis, serangan di Niger telah meningkat empat kali lipat sepanjang tahun lalu. Data organisasi non-profit Armed Conflict Location & Event Data Project menunjukkan serangan yang terjadi telah menewaskan hampir 400 orang.

Baca Juga: Pangeran Nigeria Dikenai Hukuman Mati atas Pembunuhan Wanita, Kasusnya Terkuak karena Pria...

Data itu termasuk serangan bulan lalu yang menewaskan 71 tentara di pos militer lain sekira 150 km sebelah barat Chinagodrar. Insiden itu diyakini sebagai serangan terbesar terhadap militer Niger.

Wilayah Sahel Afrika telah mengalami krisis sejak 2012, ketika pemberontak etnis Tuareg dan para jihadis yang bersatu merebut dua pertiga wilayah di utara Mali. Situasi itu memaksa Prancis menurunkan pasukannya ke Sahel untuk memukul mundur kelompok-kelompok bersenjata, yang sejak saat itu kembali berkumpul dan memperluas pengaruh mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: