Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blak-blakan Sang Menag, dari Isu Celana Cingkrang hingga Imam Besar FPI

Blak-blakan Sang Menag, dari Isu Celana Cingkrang hingga Imam Besar FPI Kredit Foto: Antara/Antara

Kedekatan Anda dengan Rizieq Shihab seperti apa?

Saya memandang semua organisasi Islam itu dekat dengan saya.

Pak Rizieq Shihab pernah menikahkan anaknya tiga kali, saya selalu hadir karena saya lihat dia teman.

Tapi kalau dia melakukan kesalahan...misalnya dia melakukan kesalahan... Dia lari ke luar negeri, ya urusan dia lah.

Kalau dia merasa betul, ya silakan, kapan saja bisa pulang. Saya enggak pernah melarang.

Komunikasi terakhir dengan Rizieq Shihab kapan?

Saya tidak pernah komunikasi lagi setelah dia pergi ke Arab atau ke mana gitu ... Itu sudah lama ya. Saya ingat pas dia menikahkan anaknya.

Perpanjangan izin FPI masih menggantung, sebetulnya diskusi internal pemerintah seperti apa? Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri berbeda pandangan soal ini.

Tiap kementerian kan punya kewenangan masing-masing. Saya melihat aspek lain, tapi itu kan kewenangan Kementerian Dalam Negeri.

Rekomendasi saya waktu itu, FPI sudah menyatakan setia kepada Pancasila dan tidak akan melakukan pelanggaran hukum.

Bagaimana dengan pandangan sejumlah kalangan bahwa FPI sering terlibat dalam aksi intoleran?

Oh itu lain persoalan, itu silakan enggak usah ke saya.

Kalau saya berpikirnya bahwa dia (FPI) menyatakan setia kepada Pancasila dan tidak melanggar hukum. Nah, saya rekomendasikan. Selanjutnya silakan Menteri Dalam Negeri saja.

Menjelang berakhirnya Surat Keterangan Terdaftar FPI tahun lalu, seseorang bernama Ira Bisyir membuat petisi di laman change.org dan mengajak masyarakat menolak perpanjangan 'izin' FPI sebagai ormas.

"Karena organisasi tersebut adalah merupakan kelompok radikal, pendukung kekerasan dan pendukung HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) ," ujar Ira.

Ribuan orang menandatangani petisi itu.

Imam FPI DKI Jakarta, Muhsin bin Zaid Alattas, mengatakan bahwa pembuat petisi "mungkin mereka-mereka yang suka dengan maksiat, artinya tidak menginginkan ada yang mengawasi atas perbuatan permaksiatan mereka."

Berarti, aksi intoleran , yang disebut sejumlah pihak dilakukan FPI, tidak menjadi pertimbangan Kementerian Agama?

Selalu menjadi pertimbangan. Tapi beginilah ya, bagaimana Pak Jokowi. Saya melihat Pak Jokowi saja. Beliau pada saat menjabat tidak mempersoalkan siapa mantan lawan atau bukan.

Pada saat mau diajak kerja sama, oke kita kerja sama.

Nah, pemikiran itu saya bawa, siapapun yang mau kerja sama ya silakan. Tapi kalau tidak mau ya sudah, selesai.

Kontras mengatakan status FPI yang menggantung ini kalau semakin lama, semakin menunjukkan ada deal-deal politik di pemerintahan...

Ah enggak usah ngomong politik. Yang terkait agama saja.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: