Untuk dapat menjalankan dua prinsip utama tersebut, seluruh pegawai PLN termasuk direksi dan komisari, kata Zulkifli, harus bekerja dengan penuh tanggung jawab, akuntabilitas tinggi, ownership terhadap tugas dan target, diiringi kemampuan eksekusi yang prima. Komitmen merealisasikan rencana yang sudah dibuat tanpa banyak alasan.
PLN juga harus memiliki kemampuan untuk membiayai mandat yang telah diberikan pemerintah kepada PLN. Untuk itu, PLN harus memiliki rasio keuangan yang baik, memiliki cashflow yang baik dan sustain, memiliki EBITDA yang sehat dan meningkat, serta mampu menjadi perusahaan yang lebih efisien.
Sampai Januari 2020, kapasitas pembangkit yang dioperasikan PLN mencapai 62.833 MW dengan daya tersambung ke pelanggan 138.077 MVA.
"Jumlah pelanggan PLN sampai saat ini 75,70 juta pelanggan di seluruh Indonesia, dengan panjang transmisi mencapai 58.959. Jadi, panjang transmisi PLN lebih panjang daripada keliling bumi," paparnya.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan III 2019, total aset mencapai Rp1.549 triliun. Pada triwulan III 2019 pajak dan dividen yang disumbangkan PLN kepada pemerintah sebesar Rp21,7 triliun. Dalam triwulan yang sama, penjualan tenaga listrik meningkat sebesar 4,5% dibanding triwulan III 2018, atau Rp202,7 triliun.
"Pendapatan usaha PLN dalam kurun waktu hingga triwulan III 2019 juga meningkat dengan persentase yang sama 4,5%. Besarannya mencapai Rp209,3 triliun," paparnya.
Sepanjang lima tahun terakhir, kinerja PLN mengalami peningkatan. Jumlah pelanggan terakhir sebesar 75,70 juta, naik dari 61,168 juta pada 2015. Pertumbuhan daya tersambung meningkat dari 106.582 MVA menjadi 138.077 MVA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Rosmayanti