Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertambah Lagi, Komandan AS Terima Armada Jet Tempur hingga Rudal Pertahanan di Saudi

Bertambah Lagi, Komandan AS Terima Armada Jet Tempur hingga Rudal Pertahanan di Saudi Marine Gen. Frank McKenzie, the top U.S. commander for the Middle East, meets with troops at Prince Sultan Air Base in Saudi Arabia, Wednesday, Jan. 29, 2019, where America has recently deployed fighter jets, Patriot missile batteries, troops and other systems. | Kredit Foto: AP Photo/Lolita Baldor

Koneksi militer telah kuat, bahkan selama masa-masa tekanan dalam hubungan yang lebih luas, termasuk setelah 11 September 2001, serangan di mana sebagian besar pembajak pesawat adalah orang Saudi.

Kerajaan itu juga telah dikritik dengan keras di Kongres AS atas pembunuhan terhadap jurnalis pembangkang Saudi, Jamal Khashoggi, karena mengkritik serangan udara Saudi di Yaman.

Baca Juga: Pengadilan Arab Saudi Vonis Mati 5 Terdakwa Pembunuh Jamal Khashoggi

McKenzie berhati-hati ketika ditanya berapa lama pasukan AS dan peralatannya akan bertahan Pangkalan Udara Prince Sultan.

"Saya pikir ini adalah bagian penting dari arsitektur kami sekarang dan kami akan terus mengevaluasi itu ketika kami maju," katanya.

"Itu tempat yang dijaga dengan baik dan kita bisa menempatkan banyak kekuatan tempur di sini."

Masa depan pangkalan itu, katanya, adalah bagian dari diskusi dengan Menteri Pertahanan Mark Esper tentang berapa banyak pasukan yang dibutuhkan di wilayah tersebut.

Penghitungan itu dilakukan dengan latar belakang dorongan Presiden Donald Trump untuk mengeluarkan pasukan AS dari Timur Tengah dan mengakhiri apa yang disebutnya "perang tanpa akhir" Amerika.

Berbicara kepada pasukan AS di dalam salah satu tenda besar, McKenzie mengakui kondisi hidup mereka kurang ideal. Namun dia mengatakan kehadiran mereka mengirimkan sinyal kepada Iran bahwa AS serius, dan itu juga memberinya lebih banyak opsi untuk setiap aksi militer di wilayah tersebut.

Pangkalan tersebut adalah representasi nyata dari perjuangan untuk menyeimbangkan ancaman yang meningkat di Timur Tengah terhadap desakan Pentagon bahwa militer AS lebih banyak mengalihkan fokusnya ke Asia dan risiko dari China dan Rusia.

Ketegangan AS dengan Iran telah bergolak selama berbulan-bulan, tetapi melonjak setelah AS melakukan serangan pesawat tak berawak di Irak yang menewaskan Qassem Soleimani, jenderal top Iran.

Sebagai tanggapan, Iran pada 8 Januari menembakkan sebanyak dua lusin rudal balistik di dua pangkalan Irak di mana pasukan AS ditempatkan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: