Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Finlandia Punya Cuti Melahirkan buat Para Ayah, Indonesia Bisa Tiru Ini!

Finlandia Punya Cuti Melahirkan buat Para Ayah, Indonesia Bisa Tiru Ini! Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Helsinki -

Pemerintah Finlandia beberapa waktu lalu mengumumkan rencana memberikan cuti melahirkan yang sama bagi wanita dan laki-laki. Ini adalah pertama kali pemerintah menerapkan upayanya untuk membuat, tak hanya ibu, tetapi ayah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka.

Dilansir BBC, Senin (10/2/2020), kebijakan baru bakal berlaku untuk setiap orang tua, ibu dan ayah yang akan menerima cuti 6,6 bulan atau 164 hari kerja masing-masing dari mereka. Di sisi lain, pemerintah juga akan meningkatkan tunjangan keluarga dari sebelumnya 12,5 bulan gaji menjadi 14 bulan gaji.

Baca Juga: Pertama di Skandinavia, Virus Corona Positif Jangkiti Warga Finlandia

Selain itu, kebijakan baru ini juga akan berlaku bagi wanita hamil yang akan mendapatkan tunjangan tambahan satu bulan. Setiap orang tua juga akan diizinkan menyimpan 69 hari kuota mereka untuk digunakan di lain waktu. Sementara orang tua tunggal akan akan mendapatkan 328 hari cuti.

Menteri Urusan Kesehatan dan Sosial Finlandia, Aino-Kaisa Pekonen mengatakan, bahwa reformasi manfaat keluarga di negara itu telah dimulai. Tujuannya untuk memperkuat hubungan orang tua sejak awal.

"Ini memungkinkan persamaan yang lebih baik antara orang tua dan keragaman di antara keluarga," katanya dikutip World Economic Forum, Senin (10/2/2020).

Di bawah sistem berlaku yang diterapkan di Finlandia hingga kini, cuti hamil diberikan 4,2 bulan bagi ibu, sementara ayah 2,2 bulan sampai anak itu berusia dua tahun.

Selain itu, sistem cuti orang tua selama enam bulan dapat dibagikan. Namun, rata-rata hanya satu dari empat ayah yang menerima apa yang diberikan kepada mereka.

Itu sebabnya, pemerintah akan memberikan hal baru bagi sistem cuti untuk memberikan waktu bagi sang ayah juga berkumpul dengan anaknya. Pekonen mengatakan, distribusi yang lebih adil dari beban kerja rumah tangga antara orang tua telah terbukti mengurangi risiko perceraian.

"Dalam jangka waktu yang lebih lama, itu juga meningkatkan kesetaraan dalam kehidupan kerja dan upah dengan mengarahkan ayah untuk menggunakan proporsi yang lebih besar dari orangtua daripada sebelumnya," ujarnya.

Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, mengatakan, bulan lalu bahwa negaranya masih memiliki beberapa cara untuk mencapai kesetaraan gender. Dia mengeluh bahwa terlalu sedikit ayah yang menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka ketika mereka masih muda.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: