Facebook berulang kali diperingatkan tentang risiko keamanan yang berdampak peretasan terhadap 50 juta akun pada 2018, tetapi gagal memperbaikinya tepat waktu--menurut laporan Telegraph.
Risiko yang timbul karena token akses alias kunci digital untuk membuka akun pengguna itu lahir awal Desember 2017, dikutip dari dokumen hukum gugatan class-action di Amerika Serikat terhadap Facebook.
"Risiko keamanan adalah faktor penyebab pelanggaran data terbesar di Facebook, membuat token akses 50 juta orang dicuri. Bagi 14 juta orang, peretas mencuri tanggal lahir, jenis perangkat, lokasi, riwayat pencarian, dan data pengguna lainnya," lapor Business Insider, dilansir Selasa (11/2/2020).
Baca Juga: Pengguna Facebook Capai 2,5 Miliar, Harta Kekayaan Bosnya Pun Bikin Geger
Karyawan yang menyatakan kecemasan akan token justru diabaikan, sedangkan perusahaan mengklaim peretasan itu dapat dicegah.
Menurut laporan yang sama, Insinyur Facebook sudah memperingatkan hal itu sejak Desember 2017. Lebih lanjut, ia merasa bersalah karena masalah tersebut tak diatasi dengan cepat.
Namun, Facebook mengatakan, "itu bukan berasal dari token akses saja, tetapi interaksi yang tidak jelas dari beberapa fitur Facebook yang berbeda sehingga melahirkan token akses bagi pengguna."
Pada 2018, Facebook memperbarui token untuk 50 juta akun yang diretas, serta 40 juta akun tambahan yang telah digunakan untuk pencarian 'Lihat Sebagai' pada tahun sebelumnya, yang menyebabkan 90 juta pengguna Facebook keluar dari akun mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: