Media AS Beberkan Fakta Gagalnya Peran Washington dalam Perang Afghanistan
Washington Post beberapa waktu lalu menerbitkan seri investigasi tentang perang Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Investigasi ini berdasarkan pada ribuan dokumen pemerintah yang diperoleh surat kabar tersebut.
Laporan ini menyoroti perbedaan antara apa yang terjadi di Afghanistan dan apa yang dikatakan oleh pemerintah AS tentang hal itu.
Baca Juga: Pembicaraan Damai Taliban-AS Ada Kemajuan, Sekjen PBB Beri Apresiasi
Laporan ini, seperti dilansir Al Jazeera, menyoroti pergeseran strategis yang menandai keterlibatan AS dengan apa yang sebelumnya dianggap sebagai "perang baik" tetapi sekarang perang itu seperti tidak akan berakhir.
Sebagian besar dari semua dokumen-dokumen ini mengungkapkan bahwa kegagalan di Afghanistan sebagian besar terjadi di AS, sesuatu yang telah diketahui oleh orang-orang yang telah mengamati konflik selama ini.
Pejabat yang dikutip dalam penyelidikan Washington Post berulang kali menyalahkan Pakistan dan mitranya di Afghanistan karena merusak upaya perang mereka.
Terus mengambil dolar Washington, tetapi di sisi lain mendukung lawan-lawannya, Pakistan memainkan permainan ganda, yang efeknya sangat terasa pada pertengahan 2000-an, ketika Taliban berada dalam posisi bertahan.
Bantuan dan perlindungan Pakistan memastikan bahwa Taliban akan memiliki ruang untuk berkumpul kembali secara fisik, politik, militer, dan organisasi.
Para pejabat Washington, meski penjelasan mereka soal Pakistan hampir seragam, tapi terkadang cenderung melebih-lebihkan implikasinya sebagai faktor paling penting dalam perang.
Bahkan jika Islamabad telah melakukan persis apa yang diinginkan Washington, pasukan AS masih akan berusaha untuk menenangkan pemberontakan yang berbasis di pedesaan dengan sesedikit pasukan seperti yang dimiliki pemerintah Bush di Afghanistan.
Untuk sebagian besar kepresidenan George Bush, AS memiliki 10 hingga 20 ribu pasukan di Afghanistan. Ini adalah komitmen yang remeh, ketika disandingkan dengan tujuan sebenarnya dari Washinton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: