Pakar politik Universitas Indonesia (UI) Valina Singka berpendapat bahwa mundurnya Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia sebagai bentuk konsistensi. Sebelumnya, Mahathir memang menyatakan siap mundur setelah menjalankan roda pemerintahan selama dua tahun.
"Saya kira itu sesuai janji mahathir untuk mundur setelah dua tahun," kata Valina, Senin (24/2/2020).
Baca Juga: Tak Lama Setelah Ajukan Pengunduran Diri, Mahathir Panggil Anwar Ibrahim
Dia melihat, dari pernyataan mundurnya Mahathir itu tidak ada ucapan bahwa Anwar Ibrahim akan menggantikan politisi berusia 72 tahun itu. Kekosongan jabatan yang ditinggalkan Mahathir, sebut Valina kemungkinan akan digantikan oleh Wakil PM.
"Yang menarik tidak ada statement Mahathir bahwa penggantinya adalah Anwar Ibrahim. Ada Wakil PM maka sementara Wakil PM akan yang akan mengisi kekosongan PM setelah ditinggalkan," ucapnya.
Dengan tidak secara resmi menyebut bahwa penggantinya adalah Anwar, maka Valina berpendapat ini dapat memengaruhi politik dalam negeri Malaysia. Karena pasti akan ada pihak yang kecewa dengan harapan Anwar akan menggantikan Mahathir.
"Oleh karena Mahathir menjanjikan Anwar sebagai pengganti dan Mahathir dalam pengunduran dirinya kepada Raja tidak menyatakannya secara resmi, maka ini dapat menimbulkan kekecewaan pihak Anwar yang sudah lama menjanjikannya serta partai-partai koalisinya yang tergabung dalam Pakatan," ucapnya.
Kondisi ini sambung Valina akan memunculkan dinamika politik baru di Malaysia. "Maka akan memunculkan dinamika politik baru di Malaysia terkait barisan koalisi partai-partai Mahathir dan barisan koalisi partai-partai Anwar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: