Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Jakarta Forum Energi, Menteri Arifin Bicarakan Penggunaan Energi Terbarukan

Di Jakarta Forum Energi, Menteri Arifin Bicarakan Penggunaan Energi Terbarukan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif hari ini (2/3/2020) resmi membuka Jakarta Energy Forum 2020, yakni bentuk re-inisiasi pengembangan kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, korporasi, institusi keuangan, komunitas, dan institusi pendidikan.

Forum yang memiliki tema The Future of Energy ini menghadirkan para pejabat, yakni Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, serta beberapa direktur perusahaan yang bergerak di sektor energi.

Dalam acara tersebut, Menteri Arifin mengatakan, saat ini pemerintah sudah memiliki beberapa strategi demi ketahanan energi di masa depan. Salah satunya terkait beralihnya penggunaan energi fosil menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Hingga 2024, Investasi EBT Bakal Sentuh US$20 Miliar

Diketahui, pemerintah telah mencanangkan pada 2025 target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% sebagaimana Rencana Umum Energi Nasional.

"Selama ini kita memang masih bertumpu pada sumber-sumber konvensional, yaitu fosil. Makin ke depan, sumber-sumber ini akan menipis dan kita dituntut untuk memanfaatkan sumber-sumber energi yang ada," jelas Menteri Arifin Tasrif dalam acara yang berlangsung di The Tribrata Darmawangsa Jakarta.

Arifin kembali melanjutkan, potensi dari sumber energi terbarukan di Indonesia sangat besar untuk dijadikan energi listrik. Maka dari itu, Kementerian ESDM mencoba mempermulus cita-cita tersebut melalui regulasi baru serta berupaya menghadirkan investor untuk pembangunan proyek pembangkit.

"Memang ke depan ini kita manfaatkan sumber-sumber yang ada. Target kita di 2025 untuk mencapai bauran 23%, dan saat ini baru 9% sampai 10%. Jadi untuk mencapai 23% dalam jangka lima tahun, membutuhkan usaha-usaha ekstra," paparnya.

Tak hanya energi hijau di sektor kelistrikan, Arifin juga mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan implementasi campuran biodiesel 30% pada bahan bakar minyak jenis solar atau biasa disebut B30.

Baca Juga: Guyur Insentif Pariwisata, Jokowi Pede Corona di RI Gak Akan Meluas 

"Kita bisa menciptakan produk-produk bioenergi atau green energi, dan ternyata kita memiliki potensi. Dari sawit kita bisa mengubah menjadi gasoline, bahan bakar diesel (solar), dan avtur. Pengembangan ini sudah dicoba di unit-unit Pertamina. Kita harapkan apabila program ini berjalan lancar, tentunya dapat memotong volume impor minyak mentah," pungkas Menteri Arifin.

Sebagai tambahan informasi, Jakarta Energi Forum yang digagas oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta atau Hipmi memiliki topik acara dengan jajaran panelis. Yakni mencakup Outlook & Tantangan Energi Nasional, Ketahanan Energi Nasional dan Pembangunan Berkelanjutan, Pemuda dan Inovasi Teknologi Energi dalam Era Disrupsi, serta Peran Pengusaha Muda dan Masa Depan Energi Nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: