Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sulit Deteksi Virus Masuk, Iran Kini Jadi Pusat Wabah Selain China

Sulit Deteksi Virus Masuk, Iran Kini Jadi Pusat Wabah Selain China Suasana jalan setelah pemerintah Wuhan mengumumkan untuk melarang kendaraan tidak penting di daerah pusat kota untuk membatasi penularan virus corona baru, pada hari kedua Tahun Baru Imlek, di Wuhan, provinsi Hubei, China, Minggu (26/1/2020). | Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Teheran -

Pemerintah Iran mengumumkan terjadinya lonjakan kasus infeksi virus Corona dari 593 menjadi 978 kasus hanya dalam sehari. 54 orang telah meninggal dunia, namun laporan BBC menyebutkan angka sebenarnya lebih dari 200 orang.

Setidaknya tujuh pejabat tinggi Iran termasuk Wakil Menteri Kesetan Iraj Harirchi, Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar dan lima anggota parlemen dinyatakan positif terkena virus ini.

Baca Juga: Banyak Pejabat Terjangkit Corona, Parlemen Iran Setop Rapat Kerja Penanggulangan Wabah

Bahkan satu anggota parlemen meninggal karena terinfeksi virus corona.

"Penyakit ini tak terlihat dan tidak terdeteksi masuk ke Iran," jelas Mike Ryan dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO pekan lalu.

"Jadi tingkat infeksi mungkin lebih luas dari apa yang kita lihat," katanya.

Tingginya tingkat kematian telah menimbulkan pertanyaan mengenai cara Pemerintah Iran menangani krisis.

Infeksi virus korona yang terjadi di sejumlah Kanada, Norwegia, dan Selandia Baru, juga diketahui ada yang berasal dari Iran.

Australia yang telah mengindentifikasi empat kasus dari Iran, termasuk penumpang Malindo Air dari Bali, telah memberlakukan larangan bagi siapa saja yang datang dari Iran untuk masuk ke Australia.

Oman, Yordania, Kuwait, Irak dan Arab Saudi menangguhkan penerbangan ke Iran, sementara banyak negara tetangga menutup perbatasan mereka dengan republik Islam itu.

Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton mengutip lonjakan kematian dan kasus baru sebagai alasan Australia melarang perjalanan dari Iran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: