Presiden Joko Widodo meminta agar segala peraturan dan izin impor direlaksasi atau dilonggarkan. Hal itu mengingat situasi akibat wabah penyebaran virus corona yang membuat situasi tidak normal.
Itu dikatakan Presiden Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta. Ia meminta, terutama impor bahan baku, impor bahan konsumsi, tidak dipersulit saat ini lantaran corona.
Baca Juga: Hey Anies, Cukup Politisasi Ayat dan Mayat, Corona Jangan Ya!
"Aturan-aturan yang ada tolong dibicarakan, harus ada relaksasi impor. Yang kita butuhkan itu. Prosedur-prosedur impor, surat keterangan asal, izin, relaksasi semuanya," kata Presiden Jokowi, Rabu (4/3/2020).
Ia mencontohkan industri yang ada di China. Suplai bahan baku untuk industri Tanah Air diimpor dari sana. Bahkan, ketergantungannya 50 persen. Akan tetapi, dalam situasi sekarang menjadi susah.
Situasi ini akan berpengaruh pada industri dalam negeri, mengingat bahan baku berkurang. Hal ini juga berbahaya bagi keberlangsungan lingkungan kerja. Untuk itu, kata Jokowi, segala peraturan dan izin impor diminta untuk dilonggarkan.
"Raker fokus bagaimana mempercepat prosedur yang berbelit-belit. Prosedur mana potong, sederhanakan, simpelkan. Ini situasi sangat tidak normal. Situasi sangat beda karena corona sangat berbeda. Sekali lagi saya ingatkan karena corona demand rusak, supply rusak, produksi rusak," jelas mantan Gubernur DKI itu.
Menurutnya, persoalan ini sebenarnya bisa diatasi kalau semua bekerja tidak dengan rutinitas saja. Seperti perizinan impor yang harusnya bisa direlaksasi karena situasi yang tidak menguntungkan.
Dia mencontohkan seperti impor bahan pangan, juga diminta untuk dilonggarkan. Hal itu karena dalam waktu dekat akan menghadapi Ramadan dan Idul Fitri. Jokowi tak ingin masyarakat khawatir berlipat lantaran corona dan kesulitan bahan makanan.
"Urusan bawang putih, daging, gula jangan sampai membuat masyarakat khawatir. Sudah khawatir karena corona juga khawatir karena barang yang tak ada," kata Jokowi.
Ia meminta jajaran pemerintah untuk benar-benar bisa memperhatikan persoalan ini. Merespons sesuatu yang dalam situasi yang normal seperti sekarang. "Tolong filling kita merespons harus ada," imbuhnya.
Maka dari itu, ia meminta agar rapat kerja yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan bisa keluar dari rutinitas. Fokus pada persoalan relaksasi impor mengingat wabah corona berimbas pada cukup besar pada industri dan konsumsi.
"Jangan jadi raker yang rutinitas, tapi jadi raker yang ada perubahan budaya kerja kita dalam merespons tiap-tiap perubahan ekonomi global yang ada," ujar presiden.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: